Menepis isu yang beredar bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak pengangkatan dr Terawan Agus Putranto sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Jokowi, Pengurus Besar organisasi tersebut menyatakan siap membangun komitmen bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengatasi beragam masalah kesehatan di Indonesia.
“Kami punya komitmen bersama untuk selalu komunikasi. Jadi, untuk membahas regulasi, tentang tata kelola, kami komitmen bersama-sama,” ujar Ketua Umum IDI, dr Daeng M Faqih usai pertemuan tertutup di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (30/10).
Terkait narasi yang selama ini beredar, dr Daeng menyatakah hal tersebut seperti berusaha mengadu domba IDI dan Presiden atas keputusannya. Ia menganggap kabar tersebut seperti usaha memecah belah IDI yang akan berakibat buruk pada pembangunan kesehatan.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa pembangunan kesehatan adalah partisipasi bersama semua lapisan dan elemen masyarakat. Dokter Indonesia adalah stakeholder utama dalam melakukan usaha promotif, preventif dan kuratif.
“Maka segala usaha untuk memecah belah IDI adalah usaha memecah belah pembangunan kesehatan yang ujungnya akan merugikan masyarakat,” papar dr Daeng.
Dirinya berharap, Kementerian Kesehatan-terutama Menkes-tak hanya berperan sebagai regulator, melainkan juga sebagai penggerak semua stakeholder terkait untuk saling berkolaborasi. Pasalnya, kekompakan para stakeholder dibutuhkan untuk mengatasi persoalan kesehatan yang melimpah.
Sementara itu, Menkes Terawan menyatakan bahwa masukan maupun saran IDI terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan persoalan stunting, selaras dengan visi Presiden Joko Widodo.
“Harapan saya itu mampu menutup defisit BPJS sehingga kita tinggal memperbaiki tata kelolanya sehingga itu bisa tidak terjadi defisit lagi di kemudian hari yang merugikan masyarakat sendiri,” tutupnya.