Tim peneliti Northwestern University mengembangkan sensor UV bertenaga solar yang “kokoh”. Diklaim sebagai perangkat terkecil yang mudah dipakai, alat tanpa baterai ini lebih tipis dari kartu kredit dan lebih kecil dari permen M&M, namun tetap dapat memperingatkan pengguna tentang paparan berlebih sinar Ultra Violet (UV) dan membantu petugas medis mengoptimalisasi dosis yang tepat saat terapi cahaya.
L’Oreal juga telah merilis produk ini melalui Apple stores sebelumnya.
Terapi Cahaya memiliki berbagai penerapan, termasuk terapi sinar biru untuk sakit kuning bayi dan terapi UV untuk pengidap psoriasis. Namun, mengukur dosis penggunaan cahaya bisa relatif sulit, membutuhkan perhatian khusus dan sensor yang akurat. “Kami sadar penggunaan lampu phototherapy belum maksimal – sensor seperti ini dapat membantu area kulit yang bermasalah yang tidak kunjung membaik.” Ujar Steve Xu, peneliti yang tergabung dalam studi.
Terlebih, mengukur paparan UV pada kulit penting untuk mengantisipasi resiko kanker kulit. “Kami berharap pasien dengan informasi yang memadai atas paparan UV kulit mereka akan mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat saat beraktivitas dibawah sinar matahari.” Ujar Xu.
“Sinar UV dapat bersifat umum dan karsinogenik. Kanker kulit adalah jenis kanker yang umum di seluruh dunia. Sekarang, masyarakat tidak dapat mengukur berapa banyak sinar UV yang mereka terima. Perangkat ini membantu mereka menjaga kewaspadaan dan untuk survivor kanker kulit, dapat membantu menyediakan informasi bagi dermatologis yang menanganinya.”
Bingkai kecil pada sensor memandu sinar untuk melewati fotodetektor kecil. Chip komunikasi pada perangkat kemudian memancarkan data cahaya ke smartphone pengguna, dan membantu sensor mengakses cuaca dan informasi index UV, yang akan dipadukan dengan data cahaya untuk mengkalkulasi tingkat penerimaan sinar pengguna. Pengingat dari smartphone kemudian menginformasikan pengguna bahwa mereka harus berteduh segera.
Sensor ini bebas baterai, tahan air, dan bertenaga solar. Jadi “selalu aktif”, dan dapat melakukan pengukuran lebih akurat ketimbang dosimeter, yang intensitasnya periodik. Alat ini juga lebih ringan dan lebih murah.
“Dari sudut pandang pengguna, alat ini lebih mudah digunakan – hampir sama sekali tidak perlu diisi dayanya.” Ujar John Rogers, anggota tim peneliti. “Perangkat ini hanya seberat tetesan air, berdiameter lebih kecil dari M&M dan lebih tipis dari kartu kredit. Anda dapat menempelkannya di topi anda atau melekatkannya di kacamata atau jam tangan.”