Menurut dr Yudi Iskandar selaku Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bogor, semua rumah sakit di Bogor dalam waktu dekat bertransformasi menggunakan EMR atau Electronic Medical Record.
Rencana ini akan diterapkan baik untuk rumah sakit (RS) di kawasan Kota maupun Kabupaten Bogor. Terdapat 59 RS swasta di Bogor telah menggunakan EMR atau hampir seluruhnya.
“Hampir 100% RS yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor telah menggunakan Electronic Medical Record,” kata dr Yudi dilansir dari Republika (18/05/2023).
Sebagai informasi, EMR adalah sistem informasi elektronik yang menyimpan data kesehatan pasien secara terpadu dan terkoneksi dengan jaringan informasi rumah sakit. Menurut dr Yudi, penerapan EMR adalah bagian dari perubahan kesehatan di tingkat nasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Transformasi ini juga dalam rangka transformasi dalam hal teknologi kesehatan dan sifatnya wajib.
“Ini merupakan salah satu wujud transformasi teknologi bidang kesehatan. Mulai tanggal 31 Desember 2023 seluruh fasilitas kesehatan (faskes) wajib menggunakan EMR. Terlebih lagi sudah ditetapkan oleh Permenkes No. 24 tahun 2022,” kata dokter Yudi.
Penggunaan EMR pada Rumah Sakit di Bogor Dapat Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan
dr Yudi menjelaskan, penerapan EMR ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Sebab ada banyak keuntungan yang akan dirasakan. Selain menghemat penggunaan kertas, juga dapat mempermudah dan mempercepat pekerjaan dokter dalam memberikan pelayanan.
“Ketika masih manual seluruh tenaga medis dapat mengisi data. Akan tetapi jika menggunakan EMR harus dokter yang mengisinya sendiri,” lanjutnya.
Sementara, Wakil Ketua ARSSI Bogor, dr Tini di tempat yang sama, menjelaskan, pengaplikasian EMR itu digunakan untuk akses berbagai informasi. Seperti rawat jalan, rawat inap, farmasi dan berbagai pelayanan penunjang lainnya.
“Seluruh data sudah direkap menggunakan program komputer yang dirancang khusus untuk EMR. Nantinya seluruh rumah sakit akan menggunakan sistem yang sama dan sudah mengarah ke sana,” kata dr Tini.
dr Tini menjelaskan lagi bahwa transformasi EMR bukan hanya berlaku di rumah sakit. Karena pelayanan kesehatan primer lain juga harus menggunakan sistem ini.
“Seluruh layanan baik primer atau rujukan menggunakannya. Primer itu contohnya klinik atau puskesmas, sampai dengan dokter praktek,” tutup dr Tini.