Uji klinis fase III vaksin Covid-19 sudah resmi dimulai di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan penyuntikan calon vaksin kepada 20 orang relawan yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat.
Nantinya ditargetkan akan ada 1620 relawan yang menjalani uji klinis fase III ini. Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menjelaskan, Jumlah 1620 subjek relawan diperoleh Fakultas Kedokteran Unpad dan Bio Farma setelah melewati dua kali skrining. Proses penyuntikan itu sendiri disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Rekrutmen pertama, lanjut Erick, mampu menjaring 540 subjek, sedangkan di tahap kedua diperoleh 1080 subjek relawan. Relawan terpilih setelah lolos dari pengujian imunogenitas (respon imun) dan efikasi (respon dalam melawan virus) melalui tes darah.
Penyuntikan terhadap 1620 relawan itu akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama di minggu kedua Agustus ini, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan. Uji berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan. Penyuntikan dan pemantauan pasien uji klinis fase III ini akan terus dilakukan dan akan berlangsung hingga minggu ketiga di bulan Desember dengan total 1620 relawan.
Karena itulah, mayoritas relawan merupakan warga Bandung karena mereka harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
“Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu enam bulan ke depan,” sebut Erick.
Untuk diketahui, uji klinis fase III merupakan tahapan terakhir sebelum vaksin bisa diproduksi massal. Sebelumnya, vaksin yang dikembangkan perusahaan asal Tiongkok Sinovac Biotech Ltd itu sudah menjalani uji klinis fase I dan II di negeri asalnya.
Jika uji klinis fase III di Indonesia berjalan lancar, selanjutnya akan diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan. Setelah lolos di BPOM, vaksin akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma pada Januari 2021. Perusahaan BUMN tersebut menargetkan bisa memproduksi 250 juta dosis vaksin per tahun.