Demi melakukan antisipasi meningitis babi, RSUD Buleleng mempersiapkan berbagai fasilitas kesehatan yang ada. Mulai dari obat-obatan, dokter, dan ruang perawatan agar dapat menangani kasus Streptococcus Suis (MSS) tersebut. Sebagai langkah pencegahan, diberikan pula himbauan kepada masyarakat agar menghindari daging babi mentah.
Dilansir dari Tribun Bali pada Minggu (30/04/2023), Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Putu Arya menyampaikan masih mencatat nol kasus. Di sisi lain langkah pencegahan terus dilakukan.
Menghadapi kemungkinan yang ada, pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah penanganan. Di antaranya adalah menyediakan ruang Sandat dengan 12 bed untuk merawat pasien. Juga obat-obatan yang dibutuhkan, dan SDM yang terdiri dari tiga dokter ahli saraf dan 12 tenaga kesehatan terlatih.
“Kami memiliki ruang rawat inap khusus untuk kasus saraf dan stroke yang dapat digunakan jika ada pasien yang terjangkit meningitis babi. Kami sudah pernah menangani pasien meningitis dari berbagai penyebab. Memang untuk meningitis babi belum ada,” ujarnya.
Antisipasi Meningitis Babi dengan Tidak Mengkonsumsi Daging Mentah
Meningitis babi adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis. Mereka hidup pada babi. Penyakit ini bisa menular ke manusia yang berhubungan dengan daging atau darah babi yang terinfeksi, terutama jika ada luka di kulit.
Penyakit ini bisa menyebabkan radang selaput otak dan sumsum tulang belakang serta komplikasi lain. Seperti sepsis, endokarditis, dan gangguan pendengaran.
Di sisi lain ancaman yang ada bisa dicegah dengan memasak daging babi pada suhu tinggi dan menjaga kebersihan tangan. Dengan demikian daging tetap bisa dikonsumsi. Terlebih lagi di dalamnya mengandung protein yang baik untuk kesehatan.
I Gede Artamawan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng, menjelaskan bahwa penyakit meningitis bukanlah penyakit baru. Penyakit ini berkaitan erat dengan risiko konsumsi olahan daging babi yang tidak dimasak sempurna atau mentah.
Menurutnya, penyakit ini termasuk dalam kategori zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan langsung oleh hewan. Sementara itu tingkat kematiannya sekitar 3 hingga 10 persen, atau tidak sefatal virus rabies. Meskipun tingkat kematian yang tergolong kecil, namun pasien yang terkena penyakit meningitis babi akan mengalami gejala lanjutan seperti gangguan pendengaran setelah sembuh.
Artamawan mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk mengonsumsi daging babi sesuai standar. Daging harus dimasak pada suhu lebih dari 70 derajat celcius, demi mencegah penyebaran penyakit ini.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik atau takut untuk memelihara dan mengkonsumsi daging babi, selama diolah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan.