Perusahaan Jamu dan Farmasi Sido Muncul berharap kontribusi penjualan ekspor bisa meningkat pada tahun ini. Dari 2%-2,5% menjadi lebih dari 5%. Target ini seiring dengan produk Tolak Angin yang telah diterima baik di Filipina.
Dilansir oleh situs Bisnis.com, Sekretaris perusahaan Sido Muncul Tiur Simamora mengatakan bahwa beberapa rencana kerja perusahaan adalah meningkatkan penjualan ekspor dan memperbesar distribusi ke Indonesia Bagian Timur. Strategi ini guna mengejar target pertumbuhan dua digit pada top line maupun bottom line.
“Rencana kerja ke depan adalah peningkatan ekspor dan distribusi ke Indonesia Bagian Timur,” katanya.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2018, penjualan bersih perusahaan jamu dan farmasi ini adalah sebesar Rp2,76 triliun. Dimana 66,72% berasal dari penjualan segmen jamu herbal dan suplemen. Sedangkan segmen makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 29,66% dan farmasi sebesar 3,63%.
“Di Filipina, Tolak Angin sudah masuk ke modern market. Kuku Bima Ener-G juga menjadi primadona di Nigeria. Maka kontribusi ekspor yang semula 2%-2,5% bisa meningkat di atas 5%,” ungkap Tiur.
Sementara itu, Sido Muncul memperluas pasar ekspor dengan masuk ke Nigeria melalui produk Kuku Bima Ener-G.