PT Phapros menyatakan siap memproduksi produk alat kesehatan pengisi tulang (bone filler) secara massal serta memasarkannya pada tahun depan.
Produk pengisi tulang (bone filler) merupakan ni merupakan produk biomaterial hydroxyapatite yang digunakan pada kasus-kasus ortopedi seperti patah tulang dan tulang keropos. Adapun pengembangannya dilakukan melalui tahap riset panjang perusahaan farmasi itu dengan peneliti dari RSUD Dr.Soetomo, Surabaya.
Produk ini sendiri menggunakan bahan baku dari tulang sapi sehingga terjamin keamanannya. Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami menjelaskan bahwa bone filler ortopedi yang dikembangkan perseroan merupakan produk bone filler biologi pertama yang dikembangkan oleh industri farmasi dan alkes dalam negeri.
Lebih lanjut, dirinya juga menyatakan bahwa ada beberapa pertimbangan perusahaan mengembangkan alkes pengisi tulang (bone filler). Diantaranya karena angka kasus kecelakaan di Indonesia yang menyebabkan cedera tulang cukup tinggi, serta belum adanya perusahaan farmasi dan alkes dalam negeri yang mengembangkan produk biomaterial serupa.
“Selama ini, kita bergantung pada produk bone filler impor. Sehingga diharapkan dengan adanya bone filler buatan anak bangsa ini mampu menekan dominasi bone filler impor,” sebut wanita yang biasa dipanggil Emmy tersebut.
Untuk target penjualan, perkiraan akan masih di bawah Rp 10 miliar pada tahun depan. Meski demikian, perusahaan optimistis perolehan tersebut akan meningkat karena adanya program BPJS Kesehatan dan kebijakan Kemenkes yang memprioritaskan penggunaan produk alkes dalam negeri di setiap rumah sakit.
Untuk diketahui, atas pengembangan profuk ini, Phapros menerima Penghargaan Karya Anak Bangsa di Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2019 di Serpong, Tangerang, Banten.