PT Phapros dikabarkan akan membangun pusat produksi bone filler (scaffold atau penopang yang digunakan untuk mengisi celah pada tulang dan gigi yang keropos) di wilayah Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Untuk mewujudkan hal ini, perusahaan BUMN tersebut mengucurkan dana kurang lebih Rp 10 miliar.
Corporate Secretary PT Phapros Zahmilia Akbar menuturkan, pembangunan pusat produksi ini juga menjadi bentuk dukungan Phapros terhadap program kemandirian alat kesehatan nasional sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Sebagai penguatan bisnis dan wujud dukungan Phapros terhadap Inpres kemandirian alat kesehatan, kita sudah mengucurkan investasi untuk fasilitas produksi bone filler yang nilainya mencapai kurang lebih Rp10 miliar di Banjaran,” ujar Zahmilia.
Bone filler yang diproduksi di fasilitas ini merupakan hasil kerja sama Phapros dengan periset Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT dari RSUD Dr. Soetomo. Produk tersebut bisa dimanfaatkan sebagai komponen implantasi penopang tulang dan gigi.
Lebih lanjut, Zahmilia mengatakan bahwa scaffold yang akan di produksi Phapros tersebut merupakan contoh sinergisme ABGC (Academician-Business-Government-and Community).
Dia juga menyampaikan bahwa bone filler Phapros akan menjadi produk lokal pertama yang beredar di Indonesia yang sebelumnya didominasi produk asal Jerman, Italia, dan Korea.
Terkait hal teknis yang berkaitan proses produksi, Zahmilia mengungkapkan bahwa tahun ini Phapros telah mendapatkan izin edar dan pada semester II 2019 bone filler mereka siap dipasarkan.
““Untuk perizinan, produksi, dan pemasaran 2019 sudah siap,” tuturnya, menambahkan proses groundbreaking fasilitas tersebut sudah dimulai pada pertengahan 2017 dan akan siap beroperasi dan berproduksi di semester II 2019.
Sementara di segi bisnis, pihaknya menyampaikan optimisme terhadap produk baru tersebut. “Kita optimistis Phapros bisa membukukan revenue hingga Rp 2 miliar per tahun lewat lini baru ini,” tegasnya.