Sejumlah Bioengineer di University of Illinois di Amerika Serikat berhasil mengubah smartphone menjadi laboratorium diagnostik portabel yang mampu melakukan serangkaian analisis spektrum yang saat ini dilakukan dengan menggunakan mesin stasioner besar dan mahal. para peneliti tersebut memanfaatkan kamera smartphone untuk menganalisis spektrum serapan kolorimetrik, spektrum emisi fluoresensi, dan spektrum refleksi resonan dari sampel yang ditempatkan di dalam kartrid mikrofluida khusus.
Perangkat ini hanya memerlukan biaya sebesar USD 550 untuk membuatnya. Ini jauh lebih murah dibanding mesin komersial yang saat ini digunakan di rumah sakit di seluruh dunia. Apalagi harganya diperkirakan bisa jauh lebih rendah jika iproduksi dalam jumlah banyak.
Para peneliti tersebut percaya bahwa mengenalkan teknologi ini ke dalam praktik klinis akan sangat mudah dilakukan. Untuk mendemonstrasikannya, mereka menjalankan dua tes yang saat ini ada di pasaran, yaitu dengan menggunakan TRI-Analyzer buatan mereka, termasuk tes ELISA yang mendeteksi protein fibronektin janin dan alat uji neon yang menunjukkan fenilalanin. Hasilnya berkorelasi cukup erat dengan temuan yang dihasilkan oleh peralatan komersial mahal.
Perangkat ini menggunakan laser hijau atau lampu kilat LED built-in untuk menerangi sampel, cahaya diarahkan melalui serat optik ke dalam kisi difraksi dan seterusnya ke kamera smartphone. Aplikasi kemudian menangkap dan menganalisis gambar, memberikan hasil diagnostik tanpa banyak bantuan operator. Anda dapat membaca jurnal penelitiannyadi sini.