Sulawesi Selatan (Sulsel)saat ini tengah mematangkan program Rumah Sakit Regional (RSR). Program yang diinisiasi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel tersebut menargetkan 6 rumah sakit akan hadir dalam 5 tahun ke depan. Jika bisa terwujud, membuat masyarakat tidak perlu lagi ke Makassar jika ingin mendapatkan fasilitas pengobatan yang sesuai.
Rencana pembangunan RSR ini sudah tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disepakati DPRD dan Gubernur pada Rapat Paripurna DPRD Sulsel, pada bulan Februari 2019 lalu.
Di tahun pertama, dua rumah sakit regional akan mulai dibangun di Kabupaten Bone dan Kota Palopo. Namun, khusus RS Regional di Kota Palopo diperkirakan tidak akan selesai dalam satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran yang dibutuhkan untuk satu rumah sakit, diperkirakan sebesar 71 hingga 150 miliar rupiah.
Di Kota Palopo, RSR yang dibangun adalah RS tipe B plus dengan fasilitas 200 tempat tidur, serta sejumlah fasilitas kesehatan (Faskes) modern. Sementara di Bone akan berdiri RS tipe C dengan fasilitas 100 tempat tidur.
“RS Regional Palopo butuh anggaran 150 miliar rupiah karena di sana nanti tipe B plus dengan 200 tempat tidur. Kalau Bone anggan 71 miliar rupiah sudah cukup dengan 100 tempat tidur,” kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulsel, Bachtiar Baso.
Meski begitu, khusus untuk RS Regional Palopo, anggaran yang ada saat ini belum cukup, sehingga diperlukan tambahan di APBD Perubahan 2019. Guna menjamin ketersediaan alokasi anggaran, Dinkes mengusulkan paket multiyears project.
“Kalau ini berjalan, insya Allah Juni 2020 rumah sakit kita di Palopo sudah rampung karena tidak lagi harus dilelang,” jelas Bachtiar.
RSR Palopo sendiri akan menggunakan lahan yang lebih sempit, sehingga rencannya bangunan akan dibuat tujuh lantai. Sementara RSR Bone dibangun di atas lahan seluas empat hektar lebih.