Dalam acara diskusi “Peran Teknologi Meningkatkan Akses Kesehatan” di Jakarta beberapa waktu lalu, Presiden Direktur Philips Indonesia Suryo Suwignjo mengatakan bahwa layanan kesehatan di Indonesia sebaiknya segera memanfaatkan teknologi dengan menerapkan telemedis atau telekomunikasi kesehatan.
“Kami melihat masalah Indonesia itu selalu dikaitkan dengan akses, kapabilitas, kapasitas, dan keterjangkauan. Terobosan teknologi sebetulnya bisa memperbaiki ini,” ungkapnya.
Dalam penerapannya, Suryo menerangkan bahwa telemedis bukan hanya sekadar konsultasi medis antara masyarakat dan tenaga kesehatan secara jarak jauh. Lebih lanjut, telemedis menawarkan kemudahan bagi pasien dan juga tenaga medis untuk dapat mengetahui berbagai hal terkait diagnosis, kondisi bahkan hingga pemantauan.
“Telemedis bukan cuma penggunaan aplikasi konsultasi online misalnya. Tetap tidak akan bisa mengantikan kebutuhan konsultasi tatap muka. Tapi, konsep ini luas sekali salah satunya teleradiologi,” lanjutnya
Telemedis dapat diterapkan mulai dari pendaftaran pemeriksaan kesehatan sehingga menghemat waktu, rekam medis yang terintegrasi, hingga penggunaan alat kesehatan yang saling terhubung.
Suryo mengatakan sejauh ini alat kesehatan yang dikeluarkannya sudah memiliki teknologi berstandar internasional. Namun, pemanfaatan alat kesehatan itu di Indonesia masih belum maksimal lantaran sistem telemedis yang belum terbentuk.
“Alat kesehatan kami seperti MRI, CT-Scan terhubung dengan internet dan bisa diakses di seluruh dunia juga dilengkapi software yang memudahkan diagnosis. Tapi, penggunaan itu tergantung siapa yang memakainya,” tutur Suryo.
Dengan pemanfaatan yang optimal melalui telemedis, Suryo menyebut pelayanan kesehatan bakal lebih efisien baik dari segi waktu dan biaya.
Penerapan telemedis ini juga dinilai penting oleh Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI).
“Menurut kami telemedis ini lebih cepat lebih baik. Buat kami ini sangat membantu kami. Ini sudah menjadi kebutuhan bagi industri rumah sakit,” kata Tim Kompatemen Jaminan Kesehatan Nasional ARSSI Fajaruddin Sihombing.
Hanya saja untuk menerapkan hal itu, Fajaruddin menilai memerlukan beberapa perubahan seperti sinergi antar rumah sakit dan regulasi yang mendukung. Selain itu, konsep telemedis ini juga membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang besar berupa jaringan dan koneksi internet yang kuat.
“Ini tugas berat, belum semua rumah sakit punya sudut pandang yang sama dan platformnya berbeda-beda, negeri dan swasta. Perlu sinergi termasuk dengan penyedia jaringan komunikasi,” tutur Fajaruddin.