Saat ini peminiaturan teknologi kesehatan semakin dirasakan manfaatnya bagi semua pihak terutama pasien. Hal ini disampaikan oleh Muhamad Satrio Utomo, selaku Peneliti Pusat Riset Biomedis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Salah satu contoh miniaturisasi yang sering kita temui adalah alat sfigmomanometer, yang digunakan untuk mengukur tensi darah.
Alat-alat kesehatan digital seperti sfigmomanometer ini kini dapat digunakan secara mandiri oleh individu, baik di rumah, di luar, atau di tempat lain. Kelebihan utamanya adalah portabilitas dan penggunaan baterai yang praktis.
Satrio juga menjelaskan bahwa peminiaturan merupakan proses teknologi untuk menciptakan dan membangun benda-benda kecil. Konsep ini dapat diterapkan melalui metode seperti microfabrication dan nanofabrication, sebagaimana dilansir dari ANTARA (09/07/2024).
Peminiaturan Teknologi Kesehatan dapat Mengurangi Rasa Sakit Pasien
Secara umum, menurut Satrio, peminiaturan memiliki potensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Selain itu juga bisa menciptakan perangkat sistem kesehatan yang mengurangi rasa sakit sehingga pemulihan pasien dapat berlangsung lebih cepat.
Produk-produk yang lebih ringan dan berukuran kecil memerlukan daya yang lebih rendah, sehingga portabilitasnya meningkat. Selain itu, peminiaturan juga memungkinkan integrasi dengan teknologi digital lainnya, termasuk kecerdasan buatan (AI).
“Bentuknya lebih ringkas, mungil, dan hanya memerlukan daya yang lebih kecil. Dengan begitu meningkatkan portabilitasnya,” kata Satrio.
Mendukung Iklim Pengembangan Teknologi Kesehatan Praktis dan Modern
Sebagai contoh implementasi, Satrio menyebut penggunaan UltraSonoGrafi (USG) pada ibu hamil. Sekarang ibu hamil dapat langsung memeriksa janin dalam kandungannya menggunakan smartphone. Hal ini dimungkinkan karena prosesor telepon pintar telah sangat canggih dan mampu mengolah data USG.
Berbagai faktor ini, menurut Satrio, dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan membantu para tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas mereka.
Teknologi fabrikasi ini melibatkan konsep top-down approach, bottom-up approach, serta konsep mechanical thermal. Terbagi menjadi micro milling dan hot embossing.
Micro Milling dapat diterapkan pada perangkat mikrofluida seperti kaca, polikarbonat, polimetil metakrilat, dan polimetil siloksan. Contohnya adalah penggunaan kaca pada mikroskop dan petridish, yang memungkinkan pengambilan sampel darah hanya dari ujung jari.