Presiden dan CEO GE Asia Pasifik Wouter Van Wersch mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.000 pulau. Selain itu, Indonesia masih mempunyai remote area dan lokasi perbatasan dengan peralatan kesehatan sangat minim.
“Pasar alat kesehatan cukup besar. Indonesia memiliki remote area yang cukup banyak. Namun, masalah yang dihadapi dalam pengoperasian alat kesehatan adalah kemampuan tenaga kesehatan di daerah yang sulit,” katanya, seperti MedX kutio dari situs Bisnis.com.
GE sendiri merupakan salah satu produsen alat kesehatan yang salah satu produk andalannya adalah CT Scan. Sampai saat ini tercatat produk CT Scan mereka telah tersebar sebanyak 40 unit di Vietnam, 39 unit di Indonesia, 34 unit di Filipina, serta ada juga di Malaysia, Kamboja dan Thailand.
Dan pada bulan Juni 2019 lalu, perusahaan asal Korea Selatan tersebut telah meluncurkan produk CT Scan terbarunya. Mengutip laman resmi GE Indonesia,produk ini memiliki keunggulan 128 slices, yang dilengkapi dengan fitur unggulan. Dari mulai Low Dose CT Scan (LDCT), virtual colonoscopy , Xtream display di tengah gantry untuk penggunaan yang lebih sederhana, CT perfusi 4 dimensi, Denta scan, dan Lung VCAR.
LDCT merupakan tomografi terkomputasi dosis rendah yang bisa menghasilkan gambar tiga dimensi dengan resolusi tinggi dan lebih detail dibandingkan x-ray dada konvensional. LDCT bisa mendeteksi bengkak yang sangat kecil di paru-paru, yang terlalu kecil untuk dideteksi oleh x-ray paru-paru konvensional.
Produk keluaran baru ini juga menggunakan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan CT-scan biasa. LDCT biasanya untuk mendeteksi kelainan paru termasuk kanker paru dan penyakit jantung koroner.
Dengan LDCT, maka pasien tak perlu khawatir akan terpapar radiasi karena menggunakan radiasi berdosis rendah sehingga pasien terpapar radiasi yang lebih sedikit dibandingkan CT-scan konvensional.