Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Staf khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Prof. Dr. Akmal Taher, SpU(K) beserta Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dan kunjungan ke negara China.
Diantaranya adalah mengunjungi Rumah Sakit Fuwai, Rumah Sakit Beijing Shijitan, Universitas Peking, serta National Medical Product Administration (NMPA) yang merupakan institusi pemerintah China setingkat wakil menteri yang mengatur tentang registrasi dan pengawasan Pre-market dan Post Market obat-obatan, alat kesehatan dan kosmetik.
Tujuan kunjungan itu adalah untuk menjajaki kerjasama bidang kesehatan dengan negeri tirai bambu tersebut. Ini karena mereka adalah salah satu negara yang telah menetapkan Kebijakan Registrasi Alat Kesehatan (Alkes), Uji Klinis Alkes dan Sistem Pengawasan Alat Kesehatan Pre dan Post Market. Bahkan China telah membangun pusat uji klinis untuk alat kesehatan, dimana pengawasan dilakukan baik di tingkat Pusat dan Provinsi.
Dilansir oleh Times Indonesia, Prof. Taher mengatakan bahwa kerja sama kesehatan antara Indonesia dan China mempunyai potensi yang besar untuk terus ditingkatkan guna mendukung Pembangunan Kesehatan di kedua Negara.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NMPA China Xu Jinghe menyatakan siap membantu Indonesia dalam membangun sistem uji klinis alat kesehatan yang akan dilakukan.
Hasil kerjasama dua negara Asia ini diantranya adalah:
- Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan profesional seperti beasiswa dari Universitas Tsinghua dan beberapa pelatihan dan Universitas Beijing;
- Penelitian bersama terkait Transplantasi Organ;
- Kerja sama Sister Hospital antara RS Jantung Harapan Kita dan Fuwai University;
- Kerja sama RSCM dengan Asian Pediatric Interventional Pulmonology Association;
- Kerja Sama antara Renji Hospital, Tongji University School of Medicine, in Shanghai dan RS Vertikal Kemenkes RI;
- Kerja sama membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional yang terintegrasi dengan Sistem Kesehatan di Indonesia khususnya untuk Program Pencegahan Penyakit.
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun memandang kerjasama di bidang kesehatan ini merupakan hal yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, banyak dokter Indonesia yang belajar tentang ilmu kesehatan tradisional di China. Bahkan tidak menutup kemungkinan bisa diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan primer guna mendukung program JKN.