Kabar kurang sedap muncul dari industri alat kesehatan (alkes) tanah air. Pasalnya, produsen lokal posisinya semakin berada di ujung tanduk. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Ade Tarya Hidayat.
“Saat ini kondisi kami ngos-ngosan hadapi serbuan impor, serta semakin sulitnya mencari investor,” ujar Ade Tarya di Jakarta (11/3/2018).
Dirinya melanjutkan, minimnya dukungan pemerintah membuat semakin sulitnya industri Alkes dlam negeri untuk bergerak. Seharusnya, pihak pemerintah mendorong penyerapan produk domestik pada pengadaan alat kesehatan dan fasilitas milik negara.
“Salah satu kendala yang menahan laju pertumbuhan kita kan karena kecenderungan konsumen lebih mengutamakan produk impor,” ujarnya.
Manajer Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan IndoÂnesia (Aspaki) Ahyahudin Sodri mengamini hal tersebut. Menurutnya, saat ini produk impor mendominasi hingga 92 persen. Padahal, pasar industri alat kesehatan nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 13,5 triliun.
“Dominasi impor ini sudah lama karena harus diakui juga kita masih minim inovasi. Ini yang harus segera dibenahi,” pungkasnya.