Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek, mengatakan bahwa pusat-pusat riset klinis terutama yang berbasis rumah sakit dituntut untuk selalu melakukan riset. Hal ini diperlukan agar di bidang kesehatan muncul terobosan dan inovasi dalam meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan.
Dirinya melanjutkan, perlu juga ada keterlibatan dari berbagai pihak agar hasil riset tersebut dapat termanfaatkan secara maksimal.
“Kementerian Kesehatan ingin menyinergikan riset-riset di bidang kesehatan karena kami melihat banyak rumah sakit yang memerlukan pelayanan yang bermutu. Sudah tentu rumah sakit juga memerlukan fasilitas kedokteran,” ujar Menkes, dikutip dari situs Koran Jakarta.
Salah satu aspek, ungkap Nila, yang harus dicapai dalam kegiatan riset di bidang kesehatan yaitu melahirkan produk-produk alat kesehatan. Pemerintah (Kemenkes) akan memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang melakukan riset untuk mewujudkannya.
“Kami menginginkan lagi, tentu ada inovasi yang baru dalam membuat alat-alat kesehatan. Khususnya membuat inovasi yang sederhana. Ada banyak penemuan oleh dokter atau tenaga kedokteran, tapi tetap harus kita uji terlebih dahulu,” tambahnya.
Sampai saat ini bahkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan Kemenkes dari 34 provinsi, telah berhasil mengidentifikasi 2.848 spesies tanaman obat dan 32.014 ramuan tradisional yang berpotensi menjadi fitofarmaka atau obat untuk mengendalikan penyakit.
Sementara itu, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Bidang Kesehatan Kemenkes, Siswanto mengatakan bahwa kementrian akan berperan sebagai konduktor dalam kegiatan riset. Serta akan terus mendorong kerja sama dengan rumah sakit untuk meningkatkan daya saing agar mendapatkan pendanaan riset dari berbagai sumber.