Pembangunan Kapal Bantu Rumah Sakit TNI AL dikabarkan telah memasuki tahapan pemasangan lunas kapal (keel laying). Pembuatannya sendiri diakukan di Grand Assembly Divisi Niaga PT PAL Indonesia.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT PAL Indonesia Rariya Budi mengatakan bahwa tahapan keel laying ini merupakan bagian yang penting dalam proses produksi Kapal Bantu Rumah Sakit ini.
“Tahapan keel laying ini esensial sekali karena nantinya usia kapal akan dihitung sejak pertama kali pemasangan lunasnya,” ujar Rariya seperti MedX kutip dari situs Tempo.
Rariya melanjutkan, kapal rumah sakit ini, kata Rariya, memiliki panjang 124 meter dan lebar 21,8 meter. Kapal ini mampu mengakomodasikan pasukan, kru, dan pasien sebanyak 651 orang. Beratnya 7.300 ton dan dapat melaju dengan kecepatan maksimal 18 knot serta mampu menampung 2 unit helikopter di dek dan 2 unit ambulans boat.
Rariya mengatakan kapal dengan nomor pembangunan W000302 tersebut dilengkapi dengan berbagai fungsi medis hingga tindakan medis. Sehingga bisa dibilang setara dengan sebuah rumah sakit
Sementara itu, kepala Proyek Kapal, Adenandra Sulistyo juga menjelaskan tentang detail fungsi-fungsi kapal tersebut.
“Fungsi asasinya adalah kapal bantu sehingga untuk fungsi rumah sakit itu adalah fitur khusus yang ditambahkan pada platform kapal. Standar yang akan diacu adalah seperti rumah sakit tipe C di darat, yakni rumah sakit yang biasanya didirikan di kabupaten atau kota. Tetapi ini diaplikasikan di laut.
Lebih lanjut, dirinya memaparkan bahwa kapal bantu rumah sakit tersebut diproduksi tidak hanya melihat aspek tujuan untuk misi kemanusiaan atau untuk diplomasi internasional.
“Untuk keterkaitan dengan rumah sakit mengapung maka harus diperhatikan aspek seaworthiness atau syarat kapal dapat melakukan perjalanan laut. Tidak seperti rumah sakit di darat, untuk yang di laut pasti ada langkah khusus sehingga kegiatan medis dapat dilaksanakan,” sebut Adenandra.
Sedangkan Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda Moelyanto mengatakan bahwa tujuan proses produksi kapal rumah sakit ini juga sebagai pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi ini dilakukan untuk pengabdian masyarakat sebagai manifestasi kehadiran pemerintah untuk membantu apabila terjadi bencana alam dalam hal untuk pengungsian hingga bantuan-bantuan kemanusiaan,” tutup Moelyanto.