spot_img

Kalbe Farma Dukung Strategi Pemerintah Perkuat Industri Alat Kesehatan

Emiten alat kesehatan (alkes) PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah Indonesia dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional, khususnya di sektor alat kesehatan. Hal ini disampaikan Direktur Kalbe Farma, Kartika Setiady, dalam acara Public Expose yang digelar secara virtual pada Jumat (12/9/2025).

Menurut Kartika, adanya kerangka kesepakatan dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) membuka peluang baru bagi pelaku industri, termasuk Kalbe. Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah pembebasan tarif impor produk alkes dari AS ke Indonesia.

“Memang menarik sekali terkait dengan alat kesehatan dan impor. Kami sangat mendukung upaya pemerintah memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia, terutama dari sisi alat kesehatan. Sebelumnya, model bisnis kami berfokus pada impor dan pemasaran di dalam negeri,” ujarnya.

Perluasan Produksi Alkes di Dalam Negeri

Kartika menjelaskan, Kalbe Farma tidak hanya mengandalkan impor, tetapi juga mulai memperkuat basis produksinya di Indonesia. Perusahaan telah menjalankan sejumlah proyek yang berorientasi pada perakitan hingga produksi alkes secara lokal.

Salah satu contoh nyata adalah pabrik benang bedah yang saat ini sudah beroperasi di dalam negeri. Produk tersebut merupakan bagian penting dari kebutuhan medis dan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan impor.

“Dari sisi alat kesehatan, kami sudah memulai dengan beberapa proyek. Salah satunya adalah benang bedah, di mana kami telah memiliki pabrik lokal. Selain itu, Kalbe juga melakukan proyek lain dengan menggandeng mitra internasional untuk merakit medical equipment bagi pasar Indonesia,” jelas Kartika.

Langkah ini dianggap strategis mengingat industri alat kesehatan dalam negeri selama ini masih menghadapi tantangan ketergantungan pada produk impor. Dengan memperkuat produksi lokal, diharapkan terjadi transfer teknologi sekaligus peningkatan kapasitas industri nasional.

Gejolak Tarif dan Perubahan Strategi

Dalam paparannya, Kartika juga menyinggung mengenai gejolak tarif impor alat kesehatan yang sempat terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut memengaruhi strategi bisnis perseroan, yang semula lebih berfokus pada pasar ekspor.

“Dengan adanya gejolak tarif yang baru-baru ini terjadi, kami melihat perlunya perubahan arah strategi. Kalbe Farma tetap berkomitmen melakukan inisiatif di bidang alat kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun kompetensi nasional,” katanya.

Perubahan strategi ini bukan hanya menyesuaikan kondisi pasar, tetapi juga bentuk dukungan terhadap program pemerintah yang menargetkan kemandirian sektor kesehatan.

Kolaborasi dengan Mitra Internasional

Selain memproduksi benang bedah, Kalbe Farma juga menjajaki kolaborasi dengan sejumlah mitra luar negeri untuk memperluas cakupan produksi alat kesehatan. Salah satu mitra strategis yang digandeng adalah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, GE Healthcare.

Melalui kerja sama ini, Kalbe Farma berkesempatan melakukan perakitan atau assembly produk CT Scan milik GE Healthcare di Indonesia. Kolaborasi tersebut diharapkan tidak hanya memperluas portofolio produk Kalbe di sektor alkes, tetapi juga meningkatkan daya saing industri nasional.

“Sejauh ini, kami melihat adanya peluang untuk bekerja sama dengan banyak mitra dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Dalam hal ini GE Healthcare, di mana Kalbe sudah memiliki kesempatan melakukan assembly produk CT Scan Machines,” ungkap Kartika.

Tantangan Industri Alkes Nasional

Sebelumnya, industri alat kesehatan dalam negeri menghadapi tantangan baru setelah Amerika Serikat menetapkan tarif impor sebesar 19 persen terhadap produk alkes tertentu. Selain itu, terdapat pula rencana penghapusan syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan antara kedua negara.

Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai persaingan antara produk lokal dan impor. Pasalnya, penghapusan syarat TKDN bisa berdampak pada peluang industri dalam negeri untuk tumbuh dan berkembang.

Namun, Kalbe Farma menegaskan tetap optimistis menghadapi dinamika tersebut. Perusahaan berupaya menyeimbangkan strategi antara impor, produksi lokal, dan kolaborasi dengan mitra global. Langkah ini diharapkan dapat menjaga daya saing sekaligus memperkuat posisi Kalbe di pasar domestik.

Dorongan untuk Ketahanan Kesehatan

Sebagai salah satu emiten besar di sektor farmasi dan alat kesehatan, Kalbe Farma menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan mitra internasional dalam membangun ketahanan kesehatan. Menurut Kartika, transformasi model bisnis dari berbasis impor menjadi lebih banyak melibatkan produksi lokal merupakan bagian dari visi jangka panjang perusahaan.

“Kami melihat peluang besar untuk terlibat aktif dalam pemasaran sekaligus produksi alat kesehatan di Indonesia. Harapannya, langkah ini bisa membantu memperkuat industri dalam negeri serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” pungkas Kartika.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, Kalbe Farma berharap dapat memainkan peran lebih besar dalam mendukung kemandirian sektor kesehatan nasional, sekaligus menghadirkan inovasi dan solusi kesehatan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x