Guna mencapai target berdirinya holding BUMN farmasi dalam enam bulan ke depan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara semakin gencar menggeber agar ini bisa terwujud.
Pasalnya, menurut Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto, keberadaan perusahaan holding ini nantinya akan sangat dibutuhkan untuk mengurangi impor bahan baku obat-obatan hingga 10%. Kendati persentasenya terlihat kecil, namun memiliki dampak signifikan.
“Ini kemungkinan bisa menyalip pembentukan holding-holding yang lain walaupun baru disampaikan ke Menteri Keuangan,” ujar Iman.
Rencananya, perusahaan holding BUMN Farmasi ini akan diisi oleh PT Indofarma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Phapros Tbk, dengan induk perusahaan PT Bio Farma (Persero).
Adapun proses pembentukan holding BUMN Farmasi antara lain Kementerian BUMN akan mengirim surat ke Kementerian Keuangan mengenai rencana tersebut. Selanjutnya Kementerian Keuangan mengirimkan draf Rancangan Peraturan Pemerintan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, sebelum dilanjutkan dengan pembahasan antara kementerian.
Untuk diketahui, memang Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Rini Soemarno berambisi menyelesaikan holding BUMN di enam sektor pada 2019. Salah satunya adalah farmasi, sedangkan lainnya adalah sektor perumahan, infrastruktur, asuransi, keuangan, pelabuhan dan industri strategis.