Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) meluncurkan Mobil Puskesmas (MPus) yang dilaksanakan di alun-alun Cililin, Kabupaten Bandung Barat beberapa waktu lalu. Menurut Gubernur Ridwan Kamil, nantinya mobil ini akan akan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil wilayah Jabar.
MPUS tersebut juga merupakan jawaban atas permintaan atau aspirasi warga Jabar, khususnya masyarakat daerah terpencil yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan. Misalnya daerah pegunungan, perbukitan dan pelosok yang jauh dari kota. Karena sepertiga dari keluhan warga yang masuk ke Jabar Quick Response berkaitan dengan persoalan kesehatan.
“Kami memahami indeks pembangunan manusia Jabar itu tinggi di pendidikan, tapi masih rendah di indeks kesehatan. Nah, salah satunya adalah pelayanan dan segala macam permasalahannya. Oleh karena itu, Pemprov Jabar tahun ini punya lima Mobile Puskesmas,” kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini.
Dengan pelayanan yang menyerupai puskesmas, lanjutnya, MPus uga dilengkapi oleh tenaga kesehatan dan berbagai peralatan kesehatan yang canggih, termasuk telemedicine untuk konsultasi dengan dokter spesialis di command center Dinas Kesehatan Jabar.
MPus dilengkapi fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemeriksaan HBA1c dan kolesterol, pemeriksaan gangguan mata akibat diabetes, serta pemeriksaan tekanan darah tinggi. Tak hanya itu, ada juga fasilitas untuk pemerikasaan penglihatan, pemeriksaan anemia, pemeriksaan pendengaran, digital health promotion, imunisasi dan ultrasound.
Dalam sepekan ke depan, Ridwan Kami berharap MPus sudah selesai disempurakan sehingga dapat langsung dioperasikan.
“Nah, jumlah desa di Jabar ada 5.000-an, tentulah jumlah (MPus – red) ini tidak cukup. Namun, dalam lima tahun kami ingin perbanyak sehingga nanti tidak ada lagi desa-desa yang tidak terlayani, karena negara membawa layanan kepada masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan ini,” jelasnya.
Kendati begitu memang MPus membutuhkan biaya operasi yang tidak sedikit. Menurut Ketua Panitia Peluncuran Siska Gerfianti, pembangunan satu unit memerlukan biaya sekitar Rp 1,5 miliar. Adapun biaya ini didapat dari hasil kerja sama dengan beberapa pihak. Sedangkan untuk biaya operasional ke depannyanya, dia mengaku baru akan memikirkannya kemudian.
“Mobil ini sudah jadi, tapi peralatan di dalamnya belum fixed, karena memang ini berbeda dengan prototipe Bandros yang simple. Kami perkirakan waktu itu pembuatannya 6-7 minggu, ternyata ada beberapa kendala karena kami simpan berbagai alat kesehatan. Mobil ini kami bawa lagi ke bengkel, semoga minggu depan sudah mulai running,” pungkas Siska.