spot_img

Pemprov Jabar Siapkan Rumah Sakit untuk Tangani Cacar Monyet

tangani cacar monyet
Pemprov Jabar antisipasi monkeypox. Foto: Warta Ekonomi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan rumah sakit khusus untuk tangani cacar monyet. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau udara. Gejala cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, lepuh, dan ruam kulit.

Bey Machmudin, yang menjabat sebagai Gubernur Jabar, mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, mencuci tangan, dan menghindari kontak dengan yang terjangkit.

“Kalau ada yang terinfeksi atau bergejala, rumah sakit di Jabar sudah siap menampung,” ujar Bey kepada wartawan di Bandung, Senin (6/11/2023) dilansir dari Warta Kota.

Ia menyampaikan, hanya ada satu pasien positif cacar monyet yang tersisa di Jabar dan sedang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.

“Satu orang di RSHS. Kemudan sembuh satu, dan pasien di Bogor negatif. Jadi tersisa satu orang saat ini,” tuturnya.

Pola Hidup Sehat dapat Membantu Tangani Cacar Monyet dari Segi Preventif

Pejabat Gubernur Jabar juga turut mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Selain itu, ia juga mengingatkan agar nakes yang bertugas di fasilitas kesehatan untuk memakai masker dan rajin cuci tangan.

“Pola hidup sehat adalah antisipasi utama. Kemudian usahakan untuk tidak melakukan kontak langsung bersama mereka yang diduga terjangkit. Khususnya nakes harus sangat berhati-hati. Gunakan masker, cuci tangan, makan makanan yang jelas sumbernya dan bergizi,” paparnya.

Bey mengatakan tidak ada kebijakan pembatasan wilayah meskipun ada 25 orang yang terinfeksi cacar monyet di Ibu Kota dan sedang dirawat. Bey menekankan pentingnya pola hidup sehat dengan menghindari kontak langsung.

“Jaga selalu gaya dan pola hidup sehat. Kemudian hindari kontak langsung bersama mereka yang diduga terkena monkeypox. Kita tidak sampai melakukan pembatasan, dan lain-lain,” katanya. Insyaallah, dengan olahraga cukup kita bisa tetap sehat ditambah dengan melakukan pola hidup sehat,” tutupnya.

Indonesia Kirimkan Bantuan Medis dan Bahan Logistik Sebanyak 51,5 Ton ke Palestina

bantuan medis dan logistik
Presiden Jokowi didampingi Menhan Prabowo menyerahkan bantuan kepada Palestina sebanyak 51,5 ton. Foto: Detik.

Kecamuk konflik di Gaza, Palestina membuat banyak pihak terketuk untuk membantu masyarakat di sana yang menjadi korban. Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan bantuan medis dan bahan logistik sejumlah 51,5 ton. Bantuan tersebut berupa alat medis, bahan makanan, dan keperluan lainnya seperti tenda dan selimut untuk masyarakat Palestina.

Bantuan tersebut dilepas oleh Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan (Menhan). Beliau sendiri mendampingi Joko Widodo, Presiden RI di Lanud Halim Perdanakusuma, di Jakarta.

Dilansir dari Detik (04/11/2023), terlihat sejumlah anggota kabinet lainnya turut hadir dan mendampingi Jokowi. Menteri-menteri tersebut seperti Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dan Pratikno, selaku Menteri Sekretaris Negara.

Bantuan Medis dan Bahan Logistik Diserahkan kepada Dubes Palestina

Pada Sabtu (4/11/2023) pagi, Jokowi dan rombongan menterinya datang ke Lanud Halim Perdanakusuma. Di sana, ia disambut oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun.

Jokowi menyampaikan bahwa bantuan Indonesia untuk rakyat Palestina akan segera dikirim ke Bandara El-Arish, Mesir, sebelum diteruskan ke Gaza.

Bantuan yang dikirimkan pada kesempatan kali ini merupakan tahap pertama. Berbagai keperluan logistik tersebut dibawa oleh dua Hercules C-130 TNI AU dan Hercules A-1328.

Tambahan RS TNI AL untuk Memberikan Pelayanan Medis

Indonesia melalui pihak Kementerian Pertahanan terus berkoordinasi untuk menyalurkan bantuan kepada Palestina. Selain berisi bahan-bahan logistik, bantuan yang diberikan juga berupa bentuk lain. Salah satunya yaitu Menhan mengupayakan penyaluran kapal laut dari TNI AL untuk memberikan bantuan medis untuk masyarakat Palestina. Ia juga menegaskan bahwa tindakan Israel tidak dapat diterima dan sangat kejam.

“Terjadinya tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza tidak bisa diterima. Kekerasan di sana harus secepat mungkin dihentikan,” ujar Menhan dikutip dari akun Instagram miliknya.

 

Fapon Beri Solusi Diagnostik untuk Penyakit Menular dan Narkoba di Indonesia Hospital Expo 2023

Penyakit Menular dan Narkoba
Fapon turut hadir di Hospital Expo 2023. Foto: Antara.

Fapon, salah satu perusahaan terkemuka di bidang diagnostik in vitro (IVD), memberikan solusi diagnostik untuk penyakit menular dan narkoba di Indonesia Hospital Expo 2023. Perusahaan ini juga menampilkan berbagai produk dan teknologi inovatif. Keseluruhan produk tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan kesehatan di Indonesia.

Sebagai perusahaan life science terkemuka, Fapon menampilkan inovasi terbarunya di Indonesia Hospital Expo 2023 yang diadakan pada tanggal 18-21 Oktober 2023. Di acara ini, Fapon akan meluncurkan beberapa produk baru. Antara lain bahan baku alat tes HIV-P24 dan alat tes narkoba (DOA), serta solusi terpadu untuk chemiluminescent immunoassay (CLIA).

Dilansir dari Antara (30/10/2023), salah satu produk yang dipamerkan Fapon adalah HIV-P24. Sebuah bahan baku alat tes HIV generasi keempat terbaru yang memiliki sensitivitas tertinggi.

Selain dapat mendeteksi varian epidemi yang tersebar di seluruh dunia, HIV-P24 juga memiliki kemampuan mendeteksi HIV 2 P26. Untuk meningkatkan dan memvalidasi kinerja alat pemeriksaan, Fapon juga dapat menyediakan panel kendali mutu (QC) sendiri.

Menanggulangi Masalah Penyakit Menular dan Narkoba Global

Fapon juga akan menampilkan bahan baku alat tes cepat DOA di pameran tersebut. Bahan baku ini menangani masalah global terkait konsumsi narkoba. Alat tes urin POCT yang banyak digunakan saat ini menjadi metode pemeriksaan penting di berbagai tempat, seperti tempat kerja dan rumah sakit.

Bahan baku DOA Fapon mampu mendeteksi banyak komponen. Contohnya amfetamin, barbiturat, dan buprenorfin. Dengan sensitivitas tertinggi, bahan baku ini memenuhi standar internasional dalam pengetesan urin.

Dengan dukungan pabrik berskala industri, Fapon mampu menjamin kualitas. Baik dari pengiriman tepat waktu, layanan verifikasi, dan dukungan teknis dalam pengembangan alat pemeriksaan bagi klien.

Memperkuat Industri IVD Indonesia

Setelah memasuki pasar Indonesia selama beberapa tahun terakhir, Fapon telah menunjukkan komitmen dalam memperkuat perkembangan industri IVD lokal lewat produk dan solusi terkini.

Perusahaan ini juga telah memiliki kantor di Indonesia. Kehadiran kantor tersebut bertujuan untuk membantu mitra-mitra lokal. Terutama bagi mereka yang ingin mengikuti sertifikasi Alat Kesehatan Diagnostik (AKD) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

 

Mindray Perkenalkan Alat Uji Cardiac Biomarker, Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Jantung

Alat Uji Cardiac Biomarker
Ilustrasi alat uji dari Mindray.

Mindray, salah satu perusahaan teknologi medis terkemuka di dunia, baru-baru ini memperkenalkan alat uji cardiac biomarker terbarunya. Alat tersebut yaitu HS-cTnI dan NT-proBNP. Alat uji ini dapat memberikan hasil yang akurat dan cepat dalam mendiagnosis penyakit jantung, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jantung bagi pasien.

Mindray (SZSE: 300760), salah satu perusahaan terdepan di dunia di bidang peralatan dan solusi medis, baru saja meluncurkan alat uji cardiac biomarker. Yaitu troponin I (hs-cTnI) dan NT-proBNP dengan sensitivitas tinggi.

Kedua alat uji ini melengkapi portofolio cardiac biomarker untuk membantu diagnosis dan pengobatan penyakit kardiovaskular (CVD). Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, sehingga pemeriksaan dini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa.

Beberapa pedoman medis merekomendasikan penggunaan cTnI dan NT-proBNP sebagai biomarker utama. Penggunaan kedua alat ini terutama untuk mengevaluasi kemungkinan Acute Coronary Syndrome (ACS) dan gagal jantung. ACS dapat dilakukan pemeriksaan dini, penentuan risiko, diagnosis cepat, dan pemantauan terapi.

Alat Uji Cardiac Biomarker Hasil Kolaborasi dengan HyTest

Mindray tidak sendirian dalam mengembangkan alat untuk mendiagnosis gangguan jantung ini. Dilansir dari Antara (31/10/2023), Mindray mengembangkan penguji cardiac biomarker dengan HyTest. HyTest adalah vendor yang mengembangkan antigen dan antibodi ternama dalam skala global.

HyTest juga terkenal dengan keunggulannya dalam cardiac biomarker. Perusahaan ini membuat material kompleks troponin jantung (cardiac troponin) yang dijadikan standar troponin internasional oleh AACC pada 2004.

Sementara itu, kedua alat uji ini telah diuji oleh Wuhan Asian Heart Hospital di China dan Hennepin Healthcare Research Institute di Amerika Serikat. Dari hasil uji tersebut didapatkan bukti kinerja klinis yang sangat baik.

Alat Uji Mindray hs-cTnI: dapat mengukur tingkat kerusakan myocardial dengan tingkat deteksi tinggi dan CV rendah. Peralatan uji dari Mindray ini juga telah melebihi standar minimum hs-cTn dengan memberikan tingkat deteksi yang sangat tinggi, yaitu 93% antara LoD dan URL ke-99.

Kemudian juga memiliki CV yang sangat rendah, yaitu di bawah 5% pada URL ke-99. Kinerja ini menunjukkan sensitivitas, presisi, dan reliabilitas yang sangat tinggi dalam mengukur tingkat kerusakan myocardial. Penelitian algoritma diagnostik 0-2 jam yang dilakukan oleh Hennepin Healthcare Research Institute juga menunjukkan efektivitas alat uji ini dalam mendeteksi dan memantau kondisi jantung dalam periode kritis.

Mindray juga Kembangkan Alat Uji NT-proBNP

NT-proBNP adalah cardiac marker yang telah terbukti berguna untuk pengobatan gagal jantung. Tingkat presisi CV ≤5% mampu mengurangi pengaruh dari 55 obat-obatan yang sering digunakan untuk penyakit jantung. Kinerja ini menunjukkan reliabilitas NT-proBNP dalam mendeteksi dan merawat gagal jantung.

“Kami berhasil menciptakan sinergi antara antibodi inovatif dan penelitian HyTest tentang cardiac biomarker. Dengan teknologi dan platform reagen Mindray yang handal. Kemudian kami akan terus menyediakan solusi-solusi yang dapat meningkatkan hasil pengobatan pasien penyakit kardiovaskular dan penyakit lainnya,” kata Dr. Jianwen He. Ia adalah Chief Scientific Officer, Mindray IVD.

 

Dua Rumah Sakit Baru di Balikpapan untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat

rumah sakit baru balikpapan
RS Sayang Ibu Balikpapan yang akan ditingkatkan statusnya. Foto: goalkes.

Sebagai kota yang berpotensi menjadi pusat bisnis dan industri di wilayah timur Indonesia, Balikpapan juga membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakatnya. Untuk itu, Pemerintah Kota Balikpapan berencana membangun dua rumah sakit baru di kawasan tersebut.

Muhammad Taqwa, seorang anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, telah mengungkapkan kebutuhan mendesak akan fasilitas kesehatan yang memadai di kota Balikpapan. Dia mengemukakan bahwa Balikpapan masih memerlukan rumah sakit yang dapat memberikan layanan rawat inap yang dilengkapi dengan peralatan medis yang lengkap untuk masyarakat di tingkat kecamatan.

Menurutnya, ketersediaan fasilitas kesehatan yang merata adalah tanggung jawab bersama, terutama bagi warga yang tinggal di daerah timur dan barat kota minyak tersebut. Mereka seringkali menghadapi kendala dalam hal akses dan biaya ketika harus pergi ke rumah sakit.

Taqwa mengumumkan kabar baik untuk penduduk Balikpapan, yakni pembangunan dua rumah sakit di kota tersebut.

Kita telah menuntaskan pembahasan APBD murni tahun 2024, dan Alhamdulillah, terdapat alokasi anggaran untuk membangun dua rumah sakit di dua lokasi, yaitu Balikpapan Barat dan Balikpapan Timur. ”

Dua Rumah Sakit Baru di Balikpapan dengan Peningkatan Status Faskes

Menurut hasil pembahasan APBD 2024, Taqwa menjelaskan bahwa ada dua rumah sakit yang akan dibangun dengan peningkatan status fasilitas kesehatan (faskes) yang ada. Pertama, akan meningkatkan status Rumah Sakit Sayang Ibu di Balikpapan Barat. Kedua, akan mengubah status Puskesmas Lamaru menjadi rumah sakit. Ini dilakukan untuk memberikan akses pengobatan yang setara dengan rumah sakit bagi warga di kedua kecamatan.

Taqwa menambahkan, “Kita hanya perlu menunggu realisasi proyek ini pada tahun 2024. Meskipun persetujuan ini belum final, kami telah membahasnya bersama tim anggaran pemerintah. DPRD telah menyetujui alokasi anggaran serta skema tahun jamak (multi years).”

Menurut pandangan Taqwa, pembangunan rumah sakit ini sangat mendesak. Mengingat kapasitas fasilitas kesehatan yang ada di kedua kecamatan tersebut belum mencukupi untuk layanan rawat inap.

Saat ini, pasien yang memerlukan perawatan rawat inap harus dirujuk ke faskes lain. Semisal ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo, RS Restu Ibu, dan RS Siloam, dengan jarak cukup jauh dari Balikpapan Timur.

“Rumah Sakit Balikpapan Barat akan mendapatkan pendanaan Rp 35 miliar di tahap awal. Dan juga perbaikan rumah sakit pasti di Balikpapan Timur akan mendapatkan dana sebesar Rp 35 miliar,” tambahnya

 

Ventilator Buatan Dalam Negeri Memenuhi Standar Internasional, Diharapkan Bisa Tarik Investasi Asing

ventilator buatan dalam negeri
Ilustrasi ventilator. Foto: Galeri Medika.

Indonesia berusaha menunjukkan kualitas ventilator buatan dalam negeri agar bisa bersaing di pasar global. Salah satu caranya adalah dengan membantu PT Stechoq Robotika Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran internasional Industrial Transformation ASIA-PACIFIC (ITAP) 2023 di Singapura Expo.

Menurut Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin Taufiek Bawazier, ventilator buatan Indonesia sudah sesuai dengan standar internasional.

“Kami berharap pameran ITAP 2023 bisa menarik investor dan mitra kerja dari industri alat kesehatan asing,” katanya dalam siaran pers yang dikutip dari Republika, Senin (30/10/2023).

Di pameran ITAP 2023, Indonesia memamerkan ventilator emergency C01 yang berukuran kecil dan ringan sehingga mudah dibawa (portable). Alat ini memiliki fitur dan fungsi yang sama dengan versi sebelumnya yaitu Ventilator V01. Kemenperin juga mendukung pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri termasuk komersialisasi produk-produk hasil riset dan inovasi terkait.

“Indonesia kini mampu menghasilkan ventilator darurat portabel yang satu kelas dengan buatan luar negeri. Ini adalah sesuatu yang patut kita banggakan,” katanya.

Kemenperin melalui Direktorat Jenderal ILMATE menginisiasi pembuatan ventilator V01 yang merupakan ventilator ICU pertama buatan anak bangsa di Indonesia. Inovasi ini merupakan kerjasama dengan berbagai pihak. Antara lain Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Swayasa Prakarsa, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI), PT Stechoq Robotika Indonesia dan CV Rajawali 3D. Kemudian dokter spesialis anestesi konsultan intensive care unit RSUP DR Sardjito Yogyakarta juga turut andil di dalamnya.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendorong hilirisasi alat kesehatan guna mencapai kemandirian nasional di bidang alat kesehatan dan mengurangi ketergantungan impor.

Ventilator Buatan Dalam Negeri untuk Meningkatkan Daya Saing di Industri Kesehatan

Taufiek menjelaskan, ventilator dalam negeri akan meningkatkan daya saing industri alat kesehatan nasional dengan produk global. Kemenperin sudah memasukkan produk alat kesehatan ke dalam katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

“Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada Ventilator V01 sebesar 43,61%. Dengan nilai kandungan lokal lebih dari 40%, ventilator ini termasuk ke dalam produk yang wajib dibeli saat proses pengadaan pemerintah atau BUMN. Alat ini juga telah resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan,” katanya

Pada pameran ITAP 2023, PT Stechoq Robotika Indonesia juga menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Adex Aile Co Ltd Jepang. Lingkup kerja sama meliputi proses perakitan, pemasaran, dan maintenance support.

Produk yang akan dikerjasamakan adalah peralatan pengujian keamanan kelistrikan untuk produk alat kesehatan elektronik. Alat uji ini sudah sesuai dengan pengujian standar internasional yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk alat kesehatan berbasis elektronik di dalam negeri.

 

Ekspor Obat Buatan Indonesia: Menarini Incar 11 Negara di Asia Pasifik

obat buatan Indonesia
Menarini Asia-Pacific, mengirimkan produk obat bebas buatan Indonesia. Foto: Liputan 6.

Menarini Asia-Pacific (Menarini), sebuah perusahaan biofarmasi Eropa, mengumumkan prestasi besar dalam industri farmasi Indonesia pada tanggal 26 Oktober 2023. Mereka secara resmi memulai produksi perdana obat buatan Indonesia.

Produksi tersebut dilakukan di fasilitas manufaktur eksklusif mereka, PT Menarini Indria Laboratories (MiLab) yang terletak di Cikarang, Jawa Barat. Langkah ini juga menandai pengiriman perdana produk obat bebas ke Korea Selatan dengan merek ‘Dermatix Ultra Wound Treatment Gel.’

Presiden Direktur PT Menarini Indria Laboratories, Idham Hamzah, menyatakan bahwa untuk batch pertama, mereka mengirimkan sebanyak 90 ribu unit obat dengan total 48 batch. Pada akhir tahun 2023, sekitar 300 ribu tabung Dermatix Ultra Wound Treatment Gel akan tiba di Korea Selatan dalam tiga SKU yang berbeda: 7 gr, 15 gr, dan 30 gr.

Idham Hamzah dengan bangga mengungkapkan bahwa mereka telah mulai mengekspor produk ini ke Korea Selatan. Rencananya, produk Dermatix Ultra Wound Treatment akan segera dijual ke 10 negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Berbagai negara tersebut termasuk Australia, Taiwan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, Hong Kong, dan Tiongkok. Mereka juga telah menerima persetujuan untuk ekspor ke Australia.

Ekspor Obat Buatan Indonesia Membuktikan Kualitas

Prestasi ini menjadi bukti kualitas produk farmasi buatan Indonesia yang mampu bersaing di pasar Asia Pasifik. Perusahaan Menarini telah mengadopsi budaya yang memungkinkan mereka untuk beradaptasi dan memperkuat kemampuan manufaktur mereka dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi COVID-19.

Investasi dalam peralatan manufaktur baru, lisensi dan sertifikasi internasional, termasuk sertifikasi ISO 45001, ISO 14001, dan sertifikasi Halal, telah menjadi dasar kesuksesan perusahaan ini.

Teknologi baru yang diterapkan juga telah meningkatkan kemampuan manufaktur MiLab, dengan produksi mencapai 3,5 juta produk tahun lalu. Dengan hampir 100 staf, MiLab siap memberikan kontribusi lebih besar. Antara lain mempercepat pertumbuhan perusahaan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan produksi untuk pasar ekspor.

“Kehadiran MiLab di Indonesia adalah bukti bahwa kualitas produk Indonesia dapat bersaing di pasar Asia Pasifik. Juga menjadi referensi bagi perusahaan lain yang ingin memasuki pasar Indonesia.” kata Nurul Ichwan dilansir dari Liputan 6 (29/10/2023). Ia adalah Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi Republik Indonesia (BPKM RI).

Dr. Dra Lucia Rizka Andalucia, yang menjabat sebagai Kepala Divisi Farmasi dan Alat Kesehatan di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyoroti pentingnya industri farmasi yang kuat.

“Indonesia berkomitmen tinggi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan ketersediaan obat-obatan berkualitas. Kehadiran Menarini Asia-Pacific di Indonesia mendukung transformasi kesehatan Indonesia melalui fasilitas manufaktur farmasi mutakhir,” kata Dr Lucia Rizka.

 

ASEAN Kirim Vaksin Cacar Monyet ke Indonesia: 2.000 Dosis Segera Tiba

vaksin cacar monyet
Ilustrasi vaksin monkeypox. Foto: klikdokter.

Indonesia akan menerima pengiriman 2.000 dosis vaksin cacar monyet (monkeypox) dari ASEAN dalam waktu dekat. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan bahwa vaksin tambahan ini berasal dari bantuan ASEAN.

Dalam Konferensi Pers mengenai pembaruan penanganan kasus Mpox di Indonesia pada tanggal 26 Oktober 2023, Maxi mengatakan, “Kemarin malam, kami mengadakan rapat dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) karena stok vaksin terbatas. Namun, kami mendapat bantuan dari ASEAN sebanyak 2.000 dosis vaksin yang diperkirakan akan segera tiba di Indonesia.”

Maxi juga menyebutkan bahwa pihaknya berharap agar stok vaksin cacar monyet mencapai setidaknya 6.500 dosis. Jumlah tersebut didasarkan pada perkiraan kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia yang diprediksi mencapai 3.600 kasus dalam setahun.
“3.600 kasus Mpox adalah jumlah yang kami perkirakan. Karena itu kami berharap memiliki setidaknya 6.500 dosis vaksin. Dengan jumlah tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan setiap individu dua dosis vaksin,” katanya.

Vaksin Cacar Monyet Diprioritaskan bagi Kelompok dengan Risiko Tinggi

Ketersediaan vaksin hingga tanggal 27 Oktober 2023, baru tersedia 1.000 dosis vaksin cacar monyet. Vaksinasi saat ini lebih difokuskan pada kelompok berisiko Mpox, seperti ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, lansia, dan Lelaki seks dengan Lelaki (LSL).

Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan, “Stok baru mencapai 1.000 dosis vaksin sekarang ini. Kami masih mengutamakan kelompok yang berisiko. Dibantu dengan Pihak Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang tengah melakukan upaya untuk memesan lebih banyak vaksin.”

Kementerian Kesehatan juga melakukan surveilans yang kuat dan mengimbau kelompok komunitas untuk memberikan edukasi kepada individu yang berisiko terkena Mpox. Hal ini bertujuan agar gejala dapat dideteksi dan ditangani dengan cepat, dengan melaporkan ke Puskesmas atau klinik dokter praktek terdekat.

Sehubungan dengan kasus Mpox yang terdeteksi di DKI Jakarta pada Oktober 2023, Kemenkes telah mengidentifikasi seorang kasus probable. Satu kasus ini pernah mengalami gejala. Namun, pengambilan sampel dari kasus tersebut agak sulit karena ada keterbatasan dalam mengkonfirmasi hubungan dengan kasus awal yang melibatkan perjalanan ke luar negeri.

 

RSUP Dr. Ben Mboi Jadi RS Rujukan Terbesar di NTT, Warga Lokal Bisa Berobat dengan Mudah

rsup dr. ben mboi
Foto: rsupbenmboi.com.

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah diresmikan sebagai salah satu rumah sakit terbesar di wilayah tersebut. Kehadiran RS tersebut dapat mengakhiri kebutuhan masyarakat NTT untuk mencari perawatan medis di luar provinsi.

RSUP dr. Ben Mboi telah mengambil peran sebagai rumah sakit rujukan utama untuk kasus penyakit-penyakit penyebab kematian tinggi. Antara lain kanker, penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya menjadikan rumah sakit ini sebagai pusat pelayanan bedah. Baik itu operasi jantung terbuka, bedah otak terbuka, dan operasi ginjal untuk seluruh rumah sakit di 34 provinsi, termasuk RS Ben Mboi.

Rumah sakit ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua rumah sakit di kabupaten/kota di NTT memiliki kemampuan untuk melakukan operasi penting. Mulai dari pemasangan ring jantung, prosedur kateterisasi untuk penanganan stroke, serta pemasangan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), hemodialisis, dan operasi batu ginjal.

RSUP Ben Mboi Melayani Wilayah Indonesia Timur Sampai Timor Leste

dr. Andi Saguni, selaku Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan mengatakan RSUP Ben Mboi bukan hanya melayani NTT. RS ini juga terbuka bagi wilayah Indonesia Timur dan bahkan Timor Leste.

“RSUP ini adalah Rumah Sakit Vertikal di bawah Kementerian Kesehatan yang memiliki spesialisasi utama dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah timur. Terutama dalam bidang kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi. Sementara itu, peralatan medis yang diperlukan terus ditingkatkan dan diperbaharui secara bertahap,” kata dr Andi dilansir dari situs Kemkes (25/10/2023).

RS ini juga memberikan pelayanannya kepada pasien umum dan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai tanggal 1 Juni 2023. Mereka telah mempersiapkan berbagai tenaga medis spesialis.

Beberapa tenaga spesialis itu antara lain bedah, penyakit dalam, anak, kebidanan dan kandungan. Juga ada spesialis anestesi, radiologi, paru, patologi anatomi, dan patologi klinik. Selain itu terdapat pula spesialis untuk THT, mata, gigi prosthodontia, urologi, bedah vaskuler, bedah saraf (neurologi intervensi), dan radiologi onkologi.

Semenjak tanggal 1 Oktober, RSUP ini telah mendatangkan dokter ahli jantung tambahan. Kehadiran tenaga ahli jantung tersebut semakin memperkuat kemampuan mereka dalam menangani kasus-kasus KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, dan Uro Nefrologi).

Dalam upaya pemenuhan dokter spesialis, RSUP Ben Mboi telah melibatkan beberapa mekanisme. Mekanisme dimaksud seperti Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS), rekrutmen melalui seleksi CASN/PPPK, rekrutmen sebagai dokter tamu/visiting, kerja sama dengan institusi pendidikan kedokteran (PPDS), serta kerja sama dan penugasan dokter dari rumah sakit vertikal terdekat.

Selain tenaga medis, RS ini juga dilengkapi peralatan medis mumpuni. Termasuk Digital X-ray, Mobile X-ray, Dental X-ray, Mammography, Fluoroscopy, CT Scan 128 Slice, dan MRI 1,5 Tesla. Kemudian tersedia pula alat Ultrasonography, Echocardiography, ESWL, Endoscopy, Laparoscopy, Bronchoscopy, Endo Urologi, Laser Urologi, Hemodialisis, Cath Lab Hybrid, dan Set Laboratorium.

 

Potensi Besar Moosa Genetics dalam Mengubah Peternakan Sapi di Indonesia

moosa genetics
Moosa Genetics. Foto: Daily Social.

Startup genomik hewan Moosa Genetics telah berhasil mendapatkan pendanaan awal dari East Ventures. Meskipun jumlahnya tidak diungkapkan setelah sebelumnya bergantung pada sumber dana internal. Beberapa investor individu juga turut serta dalam putaran pendanaan ini.

Moosa Genetics didirikan pada tahun 2016 oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Ivan R Sini, PhD sebagai Chairman. Kemudian personil antara lain diisi oleh Dr. Deddy F. Kurniawan, DVM sebagai co-CEO, Jeremia Michael Sutandy sebagai Co-CEO dan Managing Director.

Kemudian ada pula Prof. Arief Boediono, PhD sebagai Chief Scientific Officer, dan Ir. Sigit Prastowo, PhD sebagai Chief Geneticist Officer.

Misi utama Moosa Genetics adalah untuk mengubah dan menetapkan standar kualitas baru dalam industri peternakan hewan di Indonesia. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membangun laboratorium, memperkuat tim, meningkatkan strategi pemasaran, serta membentuk kemitraan dalam produksi daging wagyu untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Moosa Genetics Ingin Meningkatkan Standar Industri Peternakan

Dr. Ivan, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Genomik Indonesia, menjelaskan mengenai dampak pemanfaatan teknologi yang dilakukan perusahaannya.

“Dengan pemanfaatan teknologi reproduksi dan molekuler hewan terkini, kami memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging yang lebih berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau. Dengan demikian, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi industri dan konsumen. Kami optimis bahwa ini akan mendorong minat yang lebih besar di sektor ini pada masa yang akan datang,” kata dr Ivan dilansir dari Daily Social (23/10/2023).

Avina Sugiarto, Partner di East Ventures, menyatakan bahwa pendekatan inovatif bioteknologi di peternakan sapi memiliki potensi untuk mengubah industri peternakan. Potensi tersebut juga digadang mampu berkelanjutan serta ketahanan pangan dalam negeri.

East Ventures telah terus mengalirkan investasi ke sektor kesehatan sepanjang tahun ini, terutama di bidang genomik dan bioteknologi. East Ventures memiliki beberapa portofolio terbaru di sektor ini, seperti Mesh Bio dan AMILI.

Bioteknologi Membantu Meningkatkan Kualitas Hasil Peternakan

Moosa Genetics juga melihat bahwa industri peternakan sapi di Indonesia saat ini terfragmentasi, dengan mayoritas peternak berada dalam skala kecil dan terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Salah satu contoh, Jawa Timur memiliki populasi sapi yang signifikan, tetapi sebagian besar peternak mengandalkan tabungan pribadi untuk biaya pemeliharaan sapi. Hal tersebut menjadi salah satu penghambat potensi pasokan daging dalam negeri. Hal ini menyebabkan Indonesia bergantung pada impor daging sapi, terutama dari Australia.

Untuk mengatasi tantangan ini, Moosa Genetics memanfaatkan inovasi bioteknologi, seperti teknologi transfer embrio dan teknik seleksi gen inovatif untuk meningkatkan kualitas daging dan mengurangi biaya produksi. Mereka juga berusaha meningkatkan jenis sapi lokal yang dikenal sebagai “Sapi Merah Putih” untuk mencapai standar yang lebih unggul.

Kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, penyedia platform, dan peneliti yang berdedikasi adalah kunci untuk meningkatkan standar peternakan sapi. Dr. Ivan menegaskan bahwa tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi tantangan dalam memperbaiki genetika sapi lokal yang akan sesuai dengan kebutuhan Indonesia di masa depan.