spot_img

Mengenal Whipple Surgery untuk Pengobatan Kanker Pankreas

whipple surgery
Ilustrasi prosedur Whipple. Foto: Gleneagles Hospital. 

Whipple surgery, atau prosedur Whipple, adalah operasi kompleks yang menjadi pilihan utama dalam mengobati kanker pankreas ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas. 

Prosedur ini juga dapat digunakan untuk mengatasi kondisi lain seperti kista, tumor neuroendokrin, atau tumor di daerah saluran empedu.

Menurut Dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD, seorang dokter spesialis bedah digestif di RS MRCCC Siloam Semanggi, operasi ini melibatkan pengangkatan beberapa bagian. 

Mulai dari bagian pankreas, bagian pertama usus kecil (duodenum), sebagian saluran empedu, dan kantong empedu. Dalam beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat.

Gejala dan Tantangan Kanker Pankreas

Gejala kanker pankreas sering kali tidak spesifik dan sulit terdeteksi pada tahap awal. Nyeri perut, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan kulit kuning adalah beberapa gejala yang mungkin muncul. Akibatnya, banyak pasien yang baru terdiagnosis ketika penyakit sudah mencapai tahap lanjut.

Prosedur Whipple memerlukan waktu sekitar 6-8 jam dan memerlukan tim bedah terampil serta fasilitas medis yang memadai. 

Prosesnya dimulai dengan persiapan pra-operasi, termasuk serangkaian tes diagnostik dan pemeriksaan fisik seperti tes darah, CT scan, atau MRI. Pasien juga akan diberi instruksi persiapan pra-operasi seperti puasa sebelum operasi.

Pasien kemudian akan diberikan anestesi umum untuk memastikan mereka tertidur selama operasi. Tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) pada perut untuk mengakses organ-organ yang terlibat. 

Setelah akses diperoleh, tim bedah akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan sejauh mana tumor telah menyebar dan organ mana yang perlu diangkat. Fokus utama dari prosedur ini biasanya adalah menargetkan bagian kepala pankreas. 

Selanjutnya, bagian kepala pankreas, duodenum, saluran empedu, dan kantong empedu yang terkena akan diangkat. Pada beberapa kasus, sebagian lambung atau tubuh pankreas juga diangkat. 

Setelah pengangkatan, organ-organ yang tersisa akan disambung kembali dengan hati-hati untuk memastikan kelancaran aliran makanan dan cairan pencernaan. Setelah prosedur selesai, sayatan akan ditutup dengan jahitan atau perekat medis.

Risiko dan Komplikasi Whipple Surgery

Meskipun penting, whipple surgery memiliki risiko dan komplikasi seperti perdarahan, infeksi, gangguan pencernaan, diabetes, kebocoran pada sambungan usus atau saluran empedu, serta penurunan berat badan yang signifikan. Oleh karena itu, pasien harus dipantau secara khusus dan berkala setelah operasi.

Dr. Wifanto menekankan pentingnya memilih rumah sakit terbaik untuk penanganan kanker pankreas, baik dari segi tim medis maupun sarana pendukung, dilansir dari ANTARA (29/07/24). 

RS MRCCC Siloam Semanggi menawarkan tim medis profesional yang didukung peralatan canggih. Rumah sakit ini juga mengembangkan laparoskopi untuk tindakan Whipple, yang mengkombinasikan operasi secara hybrid dengan laparoskopi dan rekonstruksi dilakukan secara terbuka.

Proses Pemulihan Pasca Prosedur Whipple

DR dr Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD, dokter spesialis bedah digestif yang berpraktik di RS MRCCC Siloam Semanggi. (Foto: RS Siloam)

Proses pemulihan pasca-operasi bisa menjadi tantangan, biasanya memerlukan rawat inap beberapa hari hingga pekan, tergantung kondisi individu dan kompleksitas operasi. 

Selama masa pemulihan, pasien mungkin membutuhkan obat pereda nyeri, diet khusus, dan pemantauan intensif dari tim medis. Perawatan luka sangat penting guna mencegah infeksi dan memastikan penyembuhan optimal.

Whipple surgery adalah prosedur penting dalam upaya menangani kanker pankreas yang terlokalisasi. Walaupun kompleks dan berisiko prosedur ini memberikan harapan untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.

 

Kemenkes dan ACGME Prioritaskan Kesehatan Mental Peserta PPDS

kesehatan mental peserta PPDS
Ilustrasi tenaga kesehatan residen. Foto: Unsplash.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya menjaga kesehatan mental peserta PPDS. Hal ini dilakukan oleh Kemenkes bekerja sama dengan Accreditation Council of Graduate Medical Education (ACGME) untuk merawat kesehatan mental peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Caranya dengan melalui berbagai inisiatif, termasuk persyaratan dalam program residensi.

Dalam pernyataan yang dilansir dari ANTARA, Senin, 29 Juli 2024, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa program residensi dokter spesialis di Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama (RSPPU) diinisiasi untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia.

Salah satu prioritas utama dalam program residensi ini adalah menjaga kesehatan mental para peserta PPDS. Kesehatan mental yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Kami berupaya membentuk dokter terbaik. Kementerian Kesehatan akan memastikan para dokter sehat dan ahli di bidangnya,” ujar Dante.

Pentingnya Kesehatan Mental Peserta PPDS

Menurut Dante, dokter yang memiliki kesehatan mental yang baik mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien, mengurangi kemungkinan melakukan kesalahan, dan lebih kecil kemungkinan untuk meninggalkan profesi.

Dalam pernyataan tersebut, Chief of Staff sekaligus Chief Education Officer ACGME, Dr. Timothy Brigham, mengutip studi tahun 2017. Studi ini mengungkap bahwa bunuh diri merupakan penyebab utama kematian di kalangan residen pria di Amerika Serikat antara tahun 2000 dan 2014.

Sedangkan pada residen wanita, penyebab utamanya adalah kanker, diikuti oleh bunuh diri. Sementara itu didapatkan juga informasi bahwa tahap awal residensi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi.

Oleh karena itu, ACGME mempertahankan persyaratan utama dan melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung kesehatan mental dalam pendidikan spesialis.

Persyaratan program ini mencakup penetapan batas jam kerja serta penerapan standar untuk lingkungan yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, dan perundungan. Survei tahunan nasional untuk residen dan fellow menjadi elemen penting dalam proses akreditasi ACGME.

Dr. Brigham menambahkan bahwa inisiatif yang digagas ACGME, merupakan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan dokter. Inisiatif dimaksud seperti pendanaan Back to Bedside, kolaborasi dengan National Academy of Medicine Action Collaborative on Clinician Well-being and Resilience, serta berbagi pengetahuan dan praktik terbaik.

RS Adam Malik Dukung PON XXI Aceh-Sumut 2024 Sebagai Pusat Rujukan Medis

rs adam malik
Unit ambulance RS Adam Malik untuk mendukung perhelatan PON XXI. Foto: Dok. RS Adam Malik.

RS Adam Malik menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara pada September 2024. Demikian disampaikan oleh siaran pers Tim Kerja Hukum dan Humas RS Adam Malik.

Rumah sakit yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan RI ini telah ditunjuk sebagai salah satu pusat rujukan di Sumatera Utara. Pada pekan olahraga nanti RS ini menjadi salah satu tempat penanganan medis selama berlangsungnya event olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Direktur Utama RS Adam Malik, dr. Zainal Safri, MKed(PD), SpPD-KKV, SpJP(K), mengungkapkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan seluruh layanan medis yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan terbaik.

Tenaga kesehatan yang ada khususnya ditempatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan layanan rawat inap serta penunjang. Pihak Rumah Sakit Adam Malik menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh pelaksanaan PON XXI dengan memastikan kesiapan dalam penanganan medis bagi atlet dan ofisial.

“Kami siap mendukung pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut 2024 sebagai pusat rujukan medis sepanjang berlangsungnya event ini. Seluruh fasilitas IGD, rawat inap, kamar bedah, serta layanan penunjang lainnya telah dipersiapkan secara optimal untuk melayani kebutuhan medis para atlet dan ofisial tim. Didukung penuh oleh tenaga kesehatan terbaik yang terdiri dari dokter spesialis, perawat ahli, dan tenaga kesehatan lainnya,” kata dr. Zainal kepada media.

Ketua Tim Kesehatan RS Adam Malik, Dr. dr. Kamal Basri Siregar, MKed(Surg), SpB(K)Onk, FICS, MHKes, menambahkan bahwa RS Adam Malik juga berkontribusi sebagai pusat rujukan dan medical center.

“Kami sebagai pusat rujukan siap menerima pasien dari medical center di lapangan atau dari rumah sakit rujukan daerah jika mereka tidak mampu menangani kasus tersebut. Kami juga melatih dokter-dokter yang akan bertugas di lapangan,” jelas dr. Kamal.

RS Adam Malik Berikan Pelayanan Maksimal Selama PON XXI

rs adam malik
Tenaga medis dan unit ambulance. Foto: Dok. RS Adam Malik.

Lebih lanjut, dr. Kamal menyampaikan bahwa pihaknya akan memberikan pelayanan maksimal sebagai rumah sakit rujukan untuk PON XXI.

“Beberapa ruangan akan kami siapkan, misalnya satu tempat tidur khusus di IGD selama PON berlangsung. Begitu juga dengan kamar rawat inap di VIP dan kelas 1. Perawat khusus dengan ID card petugas PON juga akan kami siapkan di IGD, serta dokter onsite yang selalu siap di IGD,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mengirimkan tim kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat ahli, teknisi medis, dan staf pendukung lainnya. Ambulans khusus dengan instalasi mini ICU dan obat-obatan juga akan disiapkan untuk pelayanan medis bagi tamu VVIP selama helatan PON XXI.

“Ada sekitar 20 orang yang kami siapkan, termasuk instruktur di lapangan, untuk bertugas di medical center. Kami juga menyiapkan ambulans VVIP untuk tamu-tamu khusus, termasuk pejabat setingkat Menteri. Tim ini akan bertugas langsung di lapangan berkolaborasi bersama tim lainnya,” ungkap dr. Kamal.

Rumah sakit ini sebelumnya juga telah dipercaya menangani berbagai event besar di Sumatera Utara. Bahkan mereka pernah menangani dua event internasional, F1 Powerboat dan Aquabike Jetski World Championship yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia sejak 2023.

RS Adam Malik secara konsisten dipercaya sebagai tim kesehatan VVIP setiap kali Presiden dan Wakil Presiden RI melakukan kunjungan kerja di Sumatera Utara.

Pembangunan Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia di Solo

rumah sakit jantung UEA
Proses pembangunan RS Jantung kerjasama UEA dan Indonesia. Foto: Istimewa. 

Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia sedang dalam proses pembangunan yang diprakarsai oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Proses pembangunan berlangsung di kawasan Solo Technopark, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

Rumah sakit ini akan memiliki kapasitas 135 tempat tidur. Fasilitas kesehatan (faskes) ini merupakan rumah sakit pertama yang didirikan sebagai bagian dari program UAE Global Hospital Program.

Diharapkan pembangunannya selesai pada kuartal terakhir tahun 2024. Peresmian rumah sakit ini akan menjadi tonggak penting dalam program UAE Global Hospital Program. Sementara itu program ini diawasi oleh International Humanitarian and Philanthropic Council. 

Ke depan, rumah sakit jantung UEA-Indonesia ini akan menyediakan layanan vital bagi ribuan pasien penyakit jantung di Indonesia.

Program ini akan mendanai pembangunan hingga 10 rumah sakit selama satu dekade mendatang. Investasi yang dilakukan mencapai sekitar IDR 2,4 triliun atau USD 150 juta.

Ketua International Humanitarian and Philanthropic Council, Sheikh Theyab bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, mengatakan program ini mencerminkan komitmen jangka panjang UEA terhadap kesetaraan kesehatan global. 

“Dengan arahan dari Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, kami dapat memperkuat komitmen kami terhadap misi berkelanjutan Uni Emirat Arab untuk meningkatkan kesehatan global,” ujar Sheikh Theyab bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan dalam pernyataan tertulis dilansir dari iNews.id pada Jumat (19/7/2024) 

Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia di Solo Diharapkan Memperkuat Sistem Pelayanan Kesehatan

Menteri Luar Negeri dan Ketua International Health Advisory Committee, Sheikh Shakhboot bin Nahyan Al Nahyan, menambahkan rumah sakit ini akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan. 

“Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia akan menawarkan layanan medis dan juga akan menjadi model bagi proyek-proyek mendatang dalam program ini,” jelasnya.

Fokus rumah sakit ini adalah kesehatan jantung dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang kurang terlayani. Penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung iskemik dan stroke, adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Penyakit ini menyumbang sekitar 35% dari seluruh kematian dalam beberapa tahun terakhir.

Dukungan dari Zayed Humanitarian Legacy Initiative

Program ini juga mendukung kesehatan global melalui Zayed Humanitarian Legacy Initiative. Sebuah inisiatif untuk mendukung lembaga dan proyek yang memberikan bantuan, mengatasi ketimpangan, dan memajukan solusi pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan rumah sakit ini diharapkan menetapkan standar baru dalam perawatan jantung di Indonesia. Di dalamnya akan mengintegrasikan teknologi medis canggih dan praktik pembangunan berkelanjutan. Contohnya adalah penggunaan bahan baku lokal, penampungan air hujan, integrasi ekologi, dan pembangkit listrik tenaga surya bersih.

Duta Besar Republik Indonesia untuk UEA, H.E. Husin Bagis, berharap Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia akan menjadi rumah sakit kardiologi terbaik di ASEAN. Harapan ini sejalan dengan visi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan. Mencerminkan dedikasi UEA untuk membina kerja sama dan solidaritas internasional.

 

Manfaat Peminiaturan Teknologi Kesehatan untuk Pasien

Saat ini peminiaturan teknologi kesehatan semakin dirasakan manfaatnya bagi semua pihak terutama pasien. Hal ini disampaikan oleh Muhamad Satrio Utomo, selaku Peneliti Pusat Riset Biomedis, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Salah satu contoh miniaturisasi yang sering kita temui adalah alat sfigmomanometer, yang digunakan untuk mengukur tensi darah.

Alat-alat kesehatan digital seperti sfigmomanometer ini kini dapat digunakan secara mandiri oleh individu, baik di rumah, di luar, atau di tempat lain. Kelebihan utamanya adalah portabilitas dan penggunaan baterai yang praktis.

Satrio juga menjelaskan bahwa peminiaturan merupakan proses teknologi untuk menciptakan dan membangun benda-benda kecil. Konsep ini dapat diterapkan melalui metode seperti microfabrication dan nanofabrication, sebagaimana dilansir dari ANTARA (09/07/2024).

Peminiaturan Teknologi Kesehatan dapat Mengurangi Rasa Sakit Pasien

Secara umum, menurut Satrio, peminiaturan memiliki potensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Selain itu juga bisa menciptakan perangkat sistem kesehatan yang mengurangi rasa sakit sehingga pemulihan pasien dapat berlangsung lebih cepat.

Produk-produk yang lebih ringan dan berukuran kecil memerlukan daya yang lebih rendah, sehingga portabilitasnya meningkat. Selain itu, peminiaturan juga memungkinkan integrasi dengan teknologi digital lainnya, termasuk kecerdasan buatan (AI).

“Bentuknya lebih ringkas, mungil, dan hanya memerlukan daya yang lebih kecil. Dengan begitu meningkatkan portabilitasnya,” kata Satrio.

Mendukung Iklim Pengembangan Teknologi Kesehatan Praktis dan Modern

Sebagai contoh implementasi, Satrio menyebut penggunaan UltraSonoGrafi (USG) pada ibu hamil. Sekarang ibu hamil dapat langsung memeriksa janin dalam kandungannya menggunakan smartphone. Hal ini dimungkinkan karena prosesor telepon pintar telah sangat canggih dan mampu mengolah data USG.

Berbagai faktor ini, menurut Satrio, dapat meningkatkan kenyamanan pasien dan membantu para tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas mereka.

Teknologi fabrikasi ini melibatkan konsep top-down approach, bottom-up approach, serta konsep mechanical thermal. Terbagi menjadi micro milling dan hot embossing.

Micro Milling dapat diterapkan pada perangkat mikrofluida seperti kaca, polikarbonat, polimetil metakrilat, dan polimetil siloksan. Contohnya adalah penggunaan kaca pada mikroskop dan petridish, yang memungkinkan pengambilan sampel darah hanya dari ujung jari.

Prof Guritno: Terapi Oksigen Hiperbarik Dapat Mengobati 35 Penyakit

terapi oksigen hiperbarik
Prof. DEA Dr. M. Guritno Suryokusumo. Foto: ANTARA.

Terapi oksigen hiperbarik memiliki kemampuan untuk menyembuhkan hampir 35 jenis penyakit. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Prof. DEA Dr. M. Guritno Suryokusumo, seorang Tenaga Ahli Hiperbarik dan Laksamana (Purn) TNI AL.

“Saya mengalami lumpuh hemiparesis dan berhasil sembuh setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik sebanyak 30 kali dalam tiga minggu,” ujar Prof. Guritno dilansir dari ANTARA (10/7/2024).

Pernyataan tersebut ia lontarkan saat menghadiri peluncuran layanan Terapi Oksigen Hiperbarik di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur, pada Rabu 10 Juli 2024 lalu.

Terapi Oksigen Hiperbarik Menggunakan Ruangan Bertekanan Tinggi

Terapi Oksigen Hiperbarik adalah metode pengobatan yang memberikan oksigen murni dalam ruangan khusus bertekanan tinggi. Metode tersebut kini tersedia di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Situbondo.

Prof. Guritno turut mengungkapkan rasa bangga dengan upaya Pemkab Situbondo yang telah menyediakan layanan ini.

“Saya bertugas di Puslatpur Marinir 5/Baluran pertama kalinya pada tahun 90-an. Baru kali ini saya melihat adanya layanan hiperbarik,” kenangnya.

Ide menyediakan layanan terapi ini di RSUD dr. Abdoer Rahem sudah muncul delapan tahun lalu, namun baru terealisasi di era Bupati Karna Suswandi.

Prof. Guritno menjelaskan bahwa layanan ini sangat strategis. Terlebih lagi jika mengingat banyaknya penyelam tingkat nasional maupun internasional yang beraktivitas di laut Situbondo, termasuk latihan penyelaman TNI AL.

“Dengan adanya layanan ini, para penyelam dari berbagai negara akan tertarik untuk datang ke Situbondo,” jelasnya.

Awalnya untuk Terapi Kelainan Karena Menyelam

Menurut Prof. Guritno, awalnya alat hiperbarik ditemukan untuk terapi kelainan akibat menyelam. Salah satu kelainan itu seperti dekompresi yang bisa menyebabkan kelumpuhan. Namun, kini manfaatnya meluas untuk keperluan klinis lainnya.

Ia juga mengungkapkan kebahagiaannya karena rumah sakit pemerintah daerah kini bisa memberikan layanan terapi ini. Dengan hadirnya terapi tersebut dapat menangani kecelakaan akibat menyelam lebih efektif dan cepat.

“Ketika saya menjadi Kapten di Puslatpur Marinir 5/Baluran dahulu, kami harus merujuk pasien ke Surabaya yang memakan waktu lama jika terjadi kecelakaan menyelam” tuturnya.

Untuk optimalisasi layanan terapi oksigen hiperbarik, Prof. Guritno mengusulkan agar rumah sakit menyediakan generator oksigen mandiri.

Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, dr. Roekmi Prabarini, menjelaskan bahwa layanan hiperbarik ini disesuaikan dengan karakteristik Situbondo sebagai kota penyelam dengan tingkat nasional dan internasional.

“Situbondo kerap menjadi tempat untuk latihan bersama antara negara-negara, dan dengan garis pantai sepanjang 155 kilometer, banyak nelayan yang membutuhkan layanan ini. Kehadiran hiperbarik tidak hanya untuk mencari keuntungan, tetapi untuk kepentingan masyarakat,” tambahnya.

Peresmian Rumah Sakit Pratama Pujon: Langkah Maju Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kapuas

rumah sakit pratama pujon
Kepala Dinkes Kapuas, dr Tonun Irawaty memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang mendukung pembangunan RS. Foto: Zona Kalteng

Peresmian Rumah Sakit Pratama Pujon oleh Pj. Bupati Kapuas, Erlin Hardi, telah dilakukan pada Kamis, 4 Juli 2024. 

Hadir dalam acara tersebut berbagai unsur pimpinan daerah. Beberapa pihak antara lain termasuk Dandim 1011 KLK, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas dr. Tonun Irawaty Panjaitan, dan sejumlah tokoh masyarakat. 

Peresmian ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperbaiki aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan di daerah ini.

Komitmen Pemerintah Kabupaten Kapuas

Peresmian RS Pratama Pujon merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Kapuas untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkualitas. 

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Erlin Hardi menegaskan pentingnya keberadaan rumah sakit ini dalam memberikan keterjaminan layanan kesehatan bagi masyarakat Kapuas Tengah dan sekitarnya. 

Erlin juga menekankan pentingnya penyelesaian pembangunan jaringan listrik oleh PLN agar rumah sakit ini dapat segera berfungsi secara optimal.

“Bangunan RS telah rampung dan peralatan medisnya juga telah siap digunakan. Namun, kita masih menunggu ketersediaan listrik agar peralatan kesehatan bisa difungsikan,” ujar Erlin dilansir dari Kalteng Times (05/07/2024). 

Beliau juga meminta Dinas Kesehatan untuk mempersiapkan tenaga medis dan non-medis yang dibutuhkan. Perekrutan dengan mengutamakan tenaga kesehatan dari warga lokal guna membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Fasilitas dan Infrastruktur Rumah Sakit Pratama Pujon

Rumah Sakit Pratama Pujon dirancang dengan berbagai fasilitas modern untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. 

Fasilitas yang tersedia meliputi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat (IGD), intensive care unit (ICU), ruang operasi, radiologi, laboratorium, dan instalasi gizi. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr. Tonun Irawaty Panjaitan, menyampaikan bahwa manfaat terbesar RS ini terutama dalam pemerataan fasilitas kesehatan di daerah non-pasang surut.

“Rencananya, perekrutan tim medis sedang dilakukan untuk pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Kami berharap dengan adanya tim medis yang kompeten, RS ini dapat melayani kesehatan masyarakat secara optimal,” kata dr. Tonun. 

Beliau juga menambahkan bahwa operasional rumah sakit ini sangat bergantung pada masuknya listrik dan akses air bersih dari PDAM. Sebagaimana listrik dan air merupakan aspek penting dalam operasional RS.

Dukungan Masyarakat dan Penghargaan

Pembangunan RS Pratama Pujon tidak lepas dari dukungan dan partisipasi aktif masyarakat setempat. Kepala Dinas Kesehatan dr. Tonun Irawaty Panjaitan menyampaikan rasa terima kasih. 

Ucapan tersebut terutama kepada masyarakat yang telah menghibahkan tanah mereka sebagai lahan RS dan kepada kontraktor yang telah menyelesaikan pembangunan tepat waktu.

“Kami juga berencana memberikan piagam penghargaan kepada pihak-pihak yang telah menghibahkan tanah mereka dan berkontribusi secara penuh dalam pembangunan rumah sakit ini,” kata dr. Tonun, seperti dilansir dari Borneo News (03/07/24) 

Dengan peresmian RS Pratama Pujon, diharapkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Kapuas akan semakin meningkat dan merata. Masyarakat juga dapat menikmati fasilitas kesehatan yang lebih baik dan terjangkau.

Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal Dari Malaysia, Ini Kata menkes dan Pengamat

Salah satu isu dalam industry medis di Indonesia yang saat ini sedang disorot adalah terkait mahalnya harga obat, terutama obat non generik. Bahkan lebih mahal tiga hingga lima kali lipat dari Malaysia.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara terkait hal ini. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya inefisiensi distribusi. Dirinya juga menyebut bahwa pajak juga berkontribusi pada harga produk farmasi, namun sebenarnya persentase tidak sesignifikan tata niaganya.

Dirinya melanjutkan, masalah mahalnya harga obat-obatan di Indonesia bisa diatasi dengan transparansi dalam distribusinya maupun pengadaannya. Selain harga obat-obatan, masyarakat di Indonesia juga harus membayar lebih mahal untuk alat-alat kesehatan (alkes). Sedangkan pengenaan bea untuk komponen alat kesehatan ataupun biaya-biaya tak terduga membuat industri kesehatan Indonesia sulit bersaing dengan produk impor.

Dirinya berujar, mahalnya biaya layanan kesehatan juga secara tidak langsung ikut membebani keuangan negara. Pasalnya, nyaris semua layanan kesehatan di Tanah Air saat ini terlayani BPJS Kesehatan.

“Kalau layanan kesehatan ini sekarang hampir semuanya dibayar BPJS. Jadi, balik lagi, kalau (biaya layanan kesehatan) mahal, nanti pemerintah yang akan bayar (mengeluarkan biaya). Itu sebabnya kita harus mencari kombinasi yan semurah mungkin,” jelas Budi.

Budi menyatakan bahwa dari pihak pemerintah, akan memangkas tata perdagangan obat dan alkes di Indonesia. Sebab, panjangnya rantai perdagangan obat dan alkes selama ini membuat harga obat dan alkes menjadi mahal karena menimbulkan peningkatan harga yang tidak perlu.

“Dalam tata perdagangannya kita itu terlampau panjang rantainya, itu mesti dirapikan,” pungkas Budi.

Sementara itu, dikutip dari situs katadata.co.id, pemerhati kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa perlunya pencantumah harga pada kemasan produk obat. Dirinya mencontohkan bahwa di india, setiap kemasan obat selalu tercantum harga jual. Hal itu membuat harga obat akan sama di manapun tempat membelinya, termasuk kalau berbeda kota.

Penetapan harga standar yang tercantum di kemasan menurut Tjandra memiliki dua manfaat. Pertama masyarakat jadi tahu persis harganya karena tercetak di kemasan obat. Keuntungan kedua masyarakat memiliki kepastian soal harga meski membeli obat serupa di tempat berbeda.

Pemerintah RI Tunjuk Enam Rumah Sakit untuk Menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis

Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: Kompas.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan bahwa pemerintah telah memilih enam rumah sakit untuk menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Proses seleksi akan dilakukan pada September 2024, dan program ini akan dimulai pada Januari 2025. 

“Proses seleksi kita lakukan di September (2024), sehingga nanti di Januari 2025 kita jalan,” ungkap Budi dilansir dari Kompas (03/07/2024). Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Daftar Rumah Sakit untuk Pendidikan Dokter Spesialis

Keenam rumah sakit tersebut akan menawarkan program untuk spesialisasi yang berbeda-beda. 

Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita akan mengadakan program untuk spesialis jantung, sementara Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita akan fokus pada spesialis ibu dan anak. 

Selain itu, Rumah Sakit Kanker Dharmais akan menyediakan program untuk spesialis onkologi radiasi dan Rumah Sakit PON untuk spesialisasi neurologi. 

Rumah Sakit Soeharso Soeharso akan menyelenggarakan program spesialis ortopedi, dan Rumah Sakit Cicendo akan menawarkan studi untuk spesialisasi mata.

Kementerian Kesehatan juga telah bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendanai program ini, sehingga biaya PPDS akan ditanggung oleh LPDP. 

Sebagai timbal balik, para dokter yang lulus dari program ini harus bersedia ditugaskan ke wilayah mana pun yang ditentukan oleh pemerintah. 

“Kita akan ikat dia karena dia harus bekerja di daerah-daerah di mana alat kita nanti datang dia langsung bisa bekerja,” ujar Budi.

Tujuan dari diadakannya program PPDS berbasis rumah sakit merupakan strategi pemerintah RI demi menambah jumlah dokter di Indonesia khususnya dokter spesialis. 

Lebih lanjut Budi menyebutkan bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 124.000 dokter umum dan 29.000 dokter spesialis, sementara produksi dokter spesialis dalam negeri hanya sekitar 2.700 per tahun. 

Melalui program ini, sebanyak 420 rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia akan terlibat dalam penciptaan dokter spesialis, tidak hanya dari 24 fakultas kedokteran yang sudah ada. 

Ke depan, calon dokter spesialis akan langsung berpraktik di rumah sakit dan melibatkan kolegium masing-masing cabang ilmu kesehatan.

 

Apotek Alpro dan APTFMA Sepakat Kerja Sama Beri Kesempatan Pelatihan di 21 Universitas

Apt. Erindyah Retno Wikantyasning Ph. D, Ketua APTFMA - Apt. Lee Yin Chen, Chief Executive Officer Apotek Alpro Indonesia - Apt. Rupa Lesty, Chief Category Lead Apotek Alpro.

Jaringan apotek resep asal Malaysia, Apotek Alpro dikabarkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan 21 universitas lokal yang dipimpin oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA) di Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada Sabtu, 29 Juni 2024 lalu.

Upacara penandatanganan MoU dihadiri oleh Apoteker Dr. Erindyah Retno W (Ph.D) selaku Ketua APTFMA & Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Apoteker Lee Yin Chen selaku Chief Executive Officer Apotek Alpro Indonesia, Bapak Hj. Yasser Arafat Bin Ishak selaku sebagai CEO IKOP Pharma, serta perwakilan dari masing-masing universitas.

Apoteker Dr. Erindyah Retno W (Ph.D) selaku Ketua APTFMA, menyatakan bahwa MoU ini merupakan tonggak penting dalam upaya pihaknya untuk meningkatkan pendidikan farmasi di Indonesia.

“Dengan berkolaborasi dengan Apotek Alpro dan universitas-universitas yang berpartisipasi, kami dapat menawarkan kepada mahasiswa kami pengalaman industri internasional yang berharga, serta peluang untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka, baik secara akademis maupun professional,” ungkap Erindyah Retno.

Sementara itu, Chief Executive Officer Apotek Alpro Indonesia, Apoteker Lee Yin Chen menjelaskan bahwa pihaknya berterima kasih kepada APTMA dan universitas-universitas atas kesempatan kolaborasi ini.

“Di Malaysia, kami telah bekerja sama dengan 20 universitas lokal untuk menyediakan beasiswa dan pelatihan Apoteker Terdaftar Sementara (PRP), kami berharap dapat berbagi pengalaman kami untuk membina dan mempersiapkan generasi apoteker berikutnya di Indonesia,” ungkap Lee Yin Chen.

Lebih lanjut, Lee menyatakan bahwa Apotek Alpro telah bekerja sama dengan jaringan apotek lokal terkemuka untuk mengelola lebih dari 200 gerai apotek mereka di Indonesia. Langkah strategis ini akan membantu Apotek Alpro membawa keahlian dan standar perawatan farmasi yang tinggi kepada khalayak yang lebih luas, sehingga berkontribusi lebih lanjut pada peningkatan layanan kesehatan di negara ini.

Apt. Peni Indrayudha, Ph. D, Universitas Muhammadiyah Surakarta – Chong Pay Yi, Ketua Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia Alpro Group – Azita Binti Mohamed, Spesialis Talent Acquisition Apotek Alpro.

“Kami melayani lebih dari 2 juta keluarga di Malaysia dengan menyediakan obat-obatan asli, memperjuangkan keamanan obat melalui layanan profesional kami. Visi kami adalah menciptakan dunia yang sehat dan bersemangat. Melalui kolaborasi dengan akademisi dan pemimpin industri, kami berharap dapat menghadirkan obat-obatan berkualitas tinggi dengan perawatan farmasi yang profesional dan personal untuk semua orang,” tambah Lee.

Untuk diketahui, menurut data dari database Komite Farmasi Nasional pada 2019, menunjukkan bahwa Indonesia hanya memiliki 2,85 apoteker per 10.000 penduduk, jauh lebih rendah dari rata-rata aritmatika global sebesar 7,36 apoteker per 10.000 penduduk pada 2016. Meskipun jumlah lulusan farmasi meningkat setiap tahun, kepadatan apoteker di Indonesia tetap sangat rendah. MoU ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan ini dengan meningkatkan pendidikan farmasi dan memberikan lebih banyak peluang lapangan bagi lulusan farmasi di Indonesia.