Pertumbuhan bisnis ritel segmen kesehatan dan kecantikan pada 2019 ini diperkirakan akan meningkat 30% dibanding tahun lalu.
Hal tersebut diungkapkan oleh staf ahli Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Yongky Susilo. Dirinya menjelaskan bahwa pesatnya pertumbuhan bisnis ritel modern segmen kesehatan dan kecantikan (health and beauty) dipicu oleh perubahan gaya hidup masyarakat kelas menengah, yang mulai memperhatikan kesehatan dan penampilan diri.
“Pertumbuhannya kencang. Bisa sampai 30%, pengaruh tren digital juga. Semua ingin tampil di media sosial,” jelas Yongky.
Dikutip dari situs bisnis.com, menurut data Aprindo, pertumbuhan ritel segmen kesehatan dan kecantikan pada semester I/2019 mencapai 20% secara year on year (yoy). Angka tersebut jauh melampaui pertumbuhan pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya yang berada di kisaran 10%—11%.
“Pemilu kemarin berhasil mendongkrak penjualan kosmetik, terutama untuk penampilan wajah,” lanjut Yongki.
Penjualan produk-produk kecantikan atau kosmetik, papar Yongki, memiliki kontribusi 80% dari total keseluruhan penjualan perusahan ritel segmen tersebut.
Tren tersebut pada akhirnya mendesak para peritel segmen kesehatan dan kecantikan untuk menyusun strategi promosi yang tepat agar bisa bertahan di tengah ketatnya iklim kompetisi.
Pasalnya, karakteristik konsumen untuk produk kosmetik tidak bisa disamakan dengan karakteristik konsumen untuk produk kebutuhan sehari-hari. Dirinya juga menyebutkan bahwa capaian ini salah satunya merupakan andil dari influecer di sosial media.
“Mereka perlu digandeng dan dihadirkan ke gerai agar bisa bertatap muka langsung dengan konsumen. Tidak cukup hanya lewat media sosial saja,” pungkasnya.