Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyebut bahwa Indonesia sudah bisa membuat dan memproduksi beberapa alat kesehatan sendiri. Bahkan beberapa produk diekspor ke luar negeri. Hal ini merupakan langkah baik untuk mencapai target pemenuhan alat kesehatan dalam negeri secara mandiri.
“Kita sudah bisa memproduksi kasa steril. Inovasi lainnya, kita sudah bisa membuat alat anestesi dan USG sendiri. Ada juga meja operasi, masker, dan stent jantung,” sebut Nila.
Seluruh alat kesehatan yang disebutkan tadi sudah digunakan di fasilitas kesehatan (faskes) dalam negeri, baik puskesmas sampai rumah sakit. Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, sebanyak 69,4 persen alat kesehatan buatan dalam negeri sudah memenuhi standar kesehatan di berbagai rumah sakit.
“Contohnya, masker operasi yang berwarna hijau. Masker itu sudah produksi dalam negeri sendiri dan digunakan di faskes. Ya, masa masker saja kita harus impor,” lanjut Nila.
Untuk meja operasi hasil produksi dalam negeri juga sudah mendunia. Produk meja operasi dari industri hospital equipment, seperti PT Mega Andalan Kalasan diekspor ke 44 negara di dunia.
“Saya melihat produksi di PT Mega Andalan Kalasan. Salah satunya, perusahaan itu memproduksi meja operasi dan diekspor ke Jepang, Selandia Baru, dan negara-negara di Afrika. Hebat sekali lho produksi dalam negeri kita,” sebutnya.
Harapan Nila, inovasi teknologi farmasi dan alat kesehatan buatan dalam negeri semakin banyak yang muncul. Hal tersebut sesuai dengan arah kebijakan dan strategi nasional 2015-2019, program kefarmasian dan alat kesehatan untuk meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan bagi pembangunan kesehatan.