Gubernur Khofifah Indar Parawansa berharap rumah sakit di Jawa TImur (Jatim) mulai mengadopsi dan menerepkan menerapkan teknologi Telemedicine, yakni penggunaan telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh.
Teknologi yang disebut oleh Khofifah sebagai “Temenin” atau Telemedicine Indonesia ini menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference. Di Jawa Timur Sendiri, saat ini sudah dua rumah sakit yang mengembangkannya, yaitu RSU Dr Soetomo dan RSU Haji Surabaya.
Dua rumah sakit ini dipilih sebagai penyelenggara program pelayanan Telemedicine berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK: 01.07/MENKES/682/2019 pada Oktober 2019.
“Ke depan, dengan tantangan di bidang layanan kesehatan, seperti masalah antrean dan tunggu operasi, kami akan menerapkan program pelayanan Telemedicine di sel-sel rumah sakit yang ada di Jawa Timur,” jelas Khofifah.
Khofifah melanjutkan, pedoman pelayanan clinical guideline untuk Telemedicine di rumah sakit Jatim ini akan disusun bersama, sehingga metode pelayanan penyakit tertentu akan relatif sama di setiap RS.
“Harapannya, rumah sakit Jawa Timur menjadi jejaring pelayanan tingkat lanjut yang terjaga mutunya. Rumah sakit dengan tipe A dapat membantu proktoring pada rumah sakit tipe A lain atau di bawahnya. Sistem ini sudah dilakukan di RSUD Dr Soetomo dengan RSAL untuk pasien bedah saraf dan terbukti bisa saling membantu dalam mengatasi antrean pasien,” tegas Khofifah.
Selain itu, dirinya juga memaparkan kondisi geografis Jawa Timur yang sangat luas sering menjadi barrier tersendiri untuk memeratakan pelayanan kesehatan. Tak hanya itu, ketidakmerataan fasilitas dan tenaga profesional kesehatan juga menyebabkan variasi dalam status kesehatan masyarakat.
Untuk itu, Telemedicine ini bisa dimanfaatkan baik oleh masyarakat. Nantinya, masyarakat bisa melakukan konsultasi jarak jauh terkait kondisi klinis, radiologi, EKG, hingga USG.
Telekonsultasi ini juga bisa dilakukan jarak jauh antardokter terkait pengobatan pasien. Hal ini dianggap sebagai salah satu solusi mengatasi tantangan dunia kesehatan.
Selain itu, dengan mengadopsi teknologi ini insiden penyakit, profil kesehatan, serta sistem rujukan berjenjang dan terstruktur dapat dilakukan dengan tepat dan cepat. Angka keparahan dan kematian pun dapat diturunkan dan harapan hidup dapat ditingkatkan.
“Karena itu, diharapkan semua rumah sakit dan pelayanan kesehatan di Jawa Timur dapat segera mengikuti program Telemedicine Indonesia atau Temenin, sehingga Nawa Bhakti Satya untuk Jatim Cerdas dan Sehat dapat segera terwujud di Jawa Timur,” tandas Khofifah.