Program kesehatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Layad Rawat tercatat telah diakses oleh 2.242 orang melalui pusat panggilan 119 sejak pertama kali diluncurkan dua tahun lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita Suhardijanto mengungkapkan bahwa jumlah pengakses untuk pelayanan rutin terbilang cukup tinggi menandakan bahwa kepercayaan warga (Bandung) terhadap layanan ini semakin baik.
“Kalau orang yang sudah tahu, dan sudah pernah dilayani, biasanya setelah itu memanggil secara rutin,” ungkapnya seperti dilansir oleh situs ayobandung.com.
Layad Rawat sendiri terbagi menjadi dua jenis layanan, yaitu kunjungan terencana dan tidak terencana. Kunjungan terencana dilakukan oleh petugas puskesmas berdasarkan data pasien yang ada. Sedangkan kunjungan tidak terencana pelaksanaanya berdasarkan permintaan warga.
Untuk kunjungan tidak terencana, jika kondisi pasien masih bisa ditangani oleh petugas puskesmas, maka petugas ini yang datang untuk menolong. Jarak dan tingkat kegawatdaruratan juga menjadi pertimbangan penanganan kasus.
“Misalnya pasien perlu pertolongan pemeriksaan kesehatan yang sakit dekubitus, kencing manis, biasanya memanggil Layad Rawat. Kebanyakan yang sakit pasca stroke, baru pulang dari RS dan perlu cek kondisi kesehatan,” ungkap Rita.
Tak hanya itu, Layad Rawat juga menerima warga yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Dan rata-rata warga Bandung hampir semuanya punya JKN,” tutup Rita.