National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat, mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar 15 juta dolar AS per tahun kepada sejumlah rumah sakit dan universitas di AS untuk mengembangkan model 3D jaringan tubuh manusia.
Penerima dana itu diantaranya Brigham and Women’s Hospital, Cedars-Sinai Medical Center, Universitas Columbia, Universitas Duke, Universitas Harvard, Universitas Northwestern, Universitas California Davis, Universitas California Irvine, Universitas Pittsburgh, Universitas Rochester, Universitas Washington dan Universitas Vanderbilt.
Pihak NIH berharap dapat pendanaan ini dapat membantu institusi-institusi tersebut untuk mengembangkan platform sistem mikropeptifologis 3D yang meniru penyakit manusia. Platform yang dikenal sebagai Tissue Chip ini dapat mendukung sel hidup dalam jaringan tubuh manusia untuk meniru fungsi biologis organ dan sistem tubuh yang kompleks, menciptakan cara yang lebih baik untuk menguji khasiat obat yang potensial.
Saat ini, penelitian kesehatan kerap menggunakan sel dan jaringan tubuh hewan, namun tingkat keberhasilannya hanya sekitar 60%. Platform model 3D ini diyakini dapat membantu ilmuwan memahami bagaimana penyakit bekerja untuk dapat memprediksi secara lebih akurat efek sebuah obat dapat mempengaruhi pasien.
“Tujuannya adalah untuk menyediakan platform yang lebih akurat guna memahami penyakit dan lebih memprediksi respons manusia terhadap obat ketimbang model penelitian saat ini, sehingga meningkatkan tingkat keberhasilan obat dalam uji klinis manusia,” ungkap Christopher P. Austin, direktur National Advancing Translational Sciences, dikutip dari situs medicaldesignoutsourcing.com.
Tujuan pengembangan platform ini juga bertujuan untuk mempelajari berbagai penyakit langka yang belum ditemukan obatnya.