Setelah seseorang selesai menjalin operasi kanker payudara, biasanya akan ada pemeriksaan lanjutan dari dokter apakah operasi tersebut cukup sekali saja atau perlu dilakukan operasi lanjutan untuk mengangkat sel kanker yang masi tersisa. Namun masalahnya, untuk mendapatkan hasil dan keputusannya, diperlukan waktu yang cukup lama.
Salah satu masalah dalam dunia medis ini sebentar lagi akan mendapatkan solusinya, yaitu dengan Mikroskop Photoacoustic 3D yang saat ini tengah dikembangkannya oleh sejumlah ilmuwan di California Institute of Technology.
“Dengan Mikroskop Photoacoustic 3D (PAM), kita bisa menganalisis sel kanker tepat di ruang operasi, dan segera tahu apakah lebih banyak jaringan perlu dikeluarkan,” kata Lihong Wang, seorang profesor yang sekaligus merupakan kepala penelitian.
Para peneliti menunjukkan bahwa gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh jaringan getar, dapat mengidentifikasi sel kanker. Jaringan yang sakit cenderung memiliki nukleus yang lebih besar dan sel yang lebih padat, kata mereka.
Hasil proof-of-concept awal menunjukkan bahwa PAM membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk menganalisis sampel – yang merupakan peningkatan besar dibandingkan pendekatan mikroskopis konvensional, yang memakan waktu sekitar 7 jam untuk mendapatkan hasil yang sebanding.
“Ini adalah bukti dari konsep bahwa kita dapat menggunakan pencitraan photoacoustic pada jaringan payudara dan mendapatkan gambar yang terlihat serupa dengan metode konvensional tanpa pemrosesan jaringan apapun,” kata Profesor. Dr. Deborah Novack, salah seorang anggota tim penelitian.