Seperti diketahui, salah satu tantangan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain dalam penerapan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) adalah adanya risiko arus kas dan finansial. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan strategi pengelolaan keuangan yang tepat. Salah satunya yang diterapkan oleh Rumah Sakit An-Nisa Tangerang.
“Kami menyadari dalam dinamika implementasi Program JKN-KIS terdapat risiko finansial. Namun hal ini kami telah antisipasi, dimulai dari RS An-Nisa memperbesar working capital – nya. RS An-Nisa juga memiliki cadangan dana yang cukup, yang selama ini dikumpulkan dari keuntungan yang diperoleh saat mengelola Program JKN-KIS. Pendapatan tidak serta merta kita habiskan untuk pelayanan kesehatan dan operasional rumah sakit, tapi ada yang kita sisihkan untuk mengantisipasi risiko finansial yang bisa saja terjadi kapanpun,” jelas dr. Ediansyah Direktur RS An-Nisa Tangerang sebagaimana dikutip dari blog resmi BPJS.
Dirinya menambahkan, dana cadangan ini tidak membuat rumah sakit terganggu operasionalnya dan pasien tetap mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam 1 hari rumah sakit ini bisa menerima pasien sampai 1000 orang. Sampai dengan tahun 2017 keuntungan rata-rata tiap tahun mencapai 25%. Dari sini RS An-Nisa terus berkembang dari segi kapasitas maupun kualitas.
“Dalam bisnis, situasi seperti itu sudah biasa dan seharusnya manajemen rumah sakit dapat mengantisipasinya. Saya tidak akan membiarkan hal tersebut akan mengganggu operasional rumah sakit, apalagi sampai gaji pegawai terlambat, jasa medis tenaga kesehatan tidak dibayar, atau distributor obat tidak kita bayar. Strategi selanjutnya adalah bagaimana rumah sakit ini meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, caranya adalah melalui akreditasi, harapannya mutu terjaga pelayanan kesehatan dapat diberikan secara efektif dan efisien” tutur Ediansyah.
Ediansyah melanjutkan, rumah sakit saat ini harus menerapkan sistem manajemen klaim yang baik sebagai strategi terhadap risiko finansial. Tenaga kesehatan juga diharuskan memiliki komitmen memberikan pelayanan yang tepat dan efisien melalui data dan dokumen klaim yang rapi. Hal ini dilakukan sehingga pada saat proses verifikasi klaim, dapat dengan mudah menemukan dokumen klaim yang diperlukan.
“ntuk itu kami menyarankan untuk rumah sakit mulai memperbaiki manajemen klaimnya, dimulai dengan menyusun dokumen klaim yang rapi sehingga apabila diverifikasi dan membutuhkan sample dokumen dapat mudah mendapatkan. Terlebih ke depan BPJS Kesehatan akan menerapkan Verifikasi Digital Klaim (Vedika). Dengan dokumen klaim yang rapi, dengan Vedika kepastian pembayaran klaim akan lebih terjamin,” pungkasnya.