Kabar kurang baik datang dari dunia startup kesehatan Indonesia. Startup healthtech Prixa dikabarkan telah menghentikan layanannya. Kendati belum pengumuman resmi yang disampaikan pihak perusahaan, namun dikabarkan situs resminya sudah tidak bisa diakses.
Dikutip dari situs dailysocial.id, informasi ini pertama kali diketahui oleh publik ketika Sebastian Evan melalui akun LinkedIn-nya menyampaikan bahwa per Oktober 2023, Prixa tutup dan tidak dilanjutkan. Pihak manajemen berjanji gaji dokter yang bekerja akan tetap dibayar. Namun, sampai saat ini hanya gaji selama satu bulan saja yang dibayar. Evan sendiri merupakan suami dari seorang teledoctor yang bekerja untuk Prixa.
Evan juga menyatakan bahwa hal ini menimpa karyawan Prixa lainnya. “Jadi saya bersuara mewakili banyak orang,” ungkap dia.
Prixa merupakan startup healthtech yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk layanan telemedis dan perawatan primer dasar. Didirikan oleh James Roring pada tahun 2019, Prixa memiliki solusi untuk mengurangi biaya klaim dan biaya perawatan kesehatan dan berusaha untuk memberikan perawatan kesehatan secara paradigmatis melalui pendekatan perawatan terkelola (managed care).
Pada tahun 2021, startup ini berhasil meraih pendanaan sebesar sebesar US$ 3 juta, yang dipimpin oleh MDI Ventures dan TPTF.