PT Medikaloka Hermina, pengelola Rumah Sakit Hermina mendapatkan investasi senilai USD45 juta atau setara dengan Rp600 miliar dari Creador. Hal ini menjadikan perusahaan private equity regional tersebut menguasai saham minoritas.
Senior Managing Director Creador, Cyril Noerhadi menuturkan, dalam berinvestasi, perusahaan memang memiliki prinsip hanya menjadi pemegang saham minoritas. Hermina sendiri bukanlah portofolio rumah sakit pertama mereka, sebelumnya sudah ada Paras Hospital di India.
Cyri melanjutkan, sektor kesehatan di Indonesia masih relatif sangat rendah namun, pengeluaran pelayanan kesehatannya terbilang cukup besar, yaitu 28 miliar dollar AS per tahun dan telah tumbuh rata-rata 10% dalam 5 tahun terakhir. Ke depannya, tren ini diyakini akan terus meningkat pesat seiring dengan implementasi program BPJS Kesehatan pemerintah yang akan memberikan akses kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia di tahun 2019.
“Tahun ini pertumbuhan ekonomi diprediksi 5,2%, sektor yang menarik pertumbuhan yaitu sektor kesehatan pertumbuhan 10%. jadi dua kali pertumbuhan ekonomi. Ini membuat kita sangat tertarik, di antara sektor tersebut Hermina adalah rumah sakit yang tumbuh pesat, jumlah tempat tidur, hampir 2.600 tempat tidur,” ujarnya.
Presiden Direktur Medialoka Hermina Hasmoro menyatakan, perseroan berkeinginan untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Setiap tahun, Medialoka Hermina akan menambah rumah sakit baru. Sementara saat ini perseroan sudah memiliki 25 rumah sakit dengan ketersediaan 2.600 tempat tidur. Kendati begitu, pihaknya menargetkan dapat memiliki 50 rumah sakit dan 4.000 tempat tidur pada 2020.
“Sejak awal tahun 2017 kami sudah menambah dua rumah sakit. Sehingga, sebelum akhir tahun harapannya bisa menambah 2-3 rumah sakit Hermina di Medan, Purwokerto, dan di kawasan Agung Podomoro Land,” pungkasnya.