Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, BP Batam dan dClinic telah resmi menandatangani kontrak kerja sama untuk menjalankan sejumlah proyek blockchain untuk bidang medis di Batam.
Tak tanggung-tanggung, Kerja sama ini bernilai USD 140 juta serta menjadikannya proyek blockchain terbesar tidak hanya di Indonesia tapi di Asia Tenggara.
Nantinya, teknologi yang dikembangkan akan meliputi rangkaian sistem terpadu dalam penyimpanan, pengambilan data yang aman dari konsumen atau pasien, dan catatan kesehatan elektronik. Sehingga memungkinkan pihak rumah sakit untuk menyimpan catatan atau rekam medis seorang pasien dengan lebih akurat dan bisa saling terhubung antar instansi kesehatan.
“Tujuan utamanya adalah untuk menyalurkan teknologi ini ke seluruh Batam dan tentunya Indonesia,” kata Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Pambudi sebagaimana dilansir oleh situs bisnis.com.
Kerja sama yang ditandatangi di Fullerton Hotel, Singapura ini, kata Pambudi, menandakan Indonesia cukup mampu dan matang untuk mengejar posisinya sebagai pusat dari keunggulan blockchain. Kondisi ini bisa membawa kepemimpinan dan inovasi digital ke seluruh dunia. Perjanjian ini juga menjadi langkah besar menuju rencana untuk membuka kesempatan bagi Batam dan Indonesia dalam proyek investasi bersama di blockchain.
“Batam merupakan tempat yang tepat sebagai Centre of Excellence untuk blockchain dan khususnya untuk kemajuan layanan teknologi medis. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia untuk menciptakan zona ekonomi medis dan digital di Batam,” lanjut Pambudi.
Sementara itu, Direktur RSBP Batam Sigit Riyarto menuturkan, kerja sama ini akan memperbaiki sistem komunikasi dengan pasien. Melalui komunikasi yang lebih baik dengan pasien, akan membantu sistem perawatan kesehatan dan membantu membawa perubahan dalam cara berkomunikasi dan meyakinkan konsumen. Pada prosesnya pihak RSBP Batam akan memperkenalkan BMB ini hingga ke seluruh wilayah Indonesia yang dimulai dari Batam terlebih dahulu.
Sedangkan Kepala BP Batam Edy Putra Irawadi menjelaskan, kerja sama yang terjalin ini merupakan langkah maju yang harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal tersebut juga sejalan dengan rencana BP Batam yang ingin mengembangkan zona ekonomi medis khusus. Aturan terkait dengan rencana tersebut tengah disiapkan oleh BP Batam. Peraturan baru ini dirancang untuk menciptakan model baru yang inovatif dalam pemberian layanan kesehatan.
“Kita hadirkan inovasi dibidang kesehatan, kita siapkan aturan untuk mendukung inovasi ini agar bisa berkembang,” tadas Edy.