Berbagai metode baru dalam teknologi kedokteran terus berhasil ditemukan. Salah satunya adalah farmakogenomik. Sebuah pemeriksaan genetik untuk mengetahui profil genetik seseorang, dimana ini bertujuan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pemilihan obat dan dosisnya. Di negara-negara maju, metode ini sudah banyak digunakan namun di Indonesia masih belum dikenal.
Farmakogenomik adalah salah satu aspek kunci dari era pengobatan baru yang dikenal dengan personalised medicine, yang menitikberatkan pada bagaimana DNA seseorang mempengaruhi tubuh dalam memproses dan merespons obat.
Terkait hal tersebut, Rumah Sakit YARSI bekerja sama dengan Pusat Penelitian Genetik Universitas YARSI meluncurkan Indonesia Centre for Personalised Medicine and Wellness dengan layanan unggulan YARSI Pharmacogenomic (PGx) Test.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas YARSI sekaligus ahli farmakogenomik, dr. Rika Yuliwulandari, Ph.D., mengatakan bahwa personalised medicine dokter dapat memberi terapi kepada pasien dengan lebih presisi sesuai karakter genetik. Setiap individu, memiliki susunan genetik yang berbeda sehingga seseorang dapat memberikan respons yang berbeda untuk obat yang sama. Hal tersebut yang mempengaruhi hasil akhir pengobatan dan efek samping obat pada pasien.
“Dulu istilahnya one drug fits all, namun faktanya one drug does not fit all. Pemeriksaan farmakogenomik mampu memberikan informasi bagaimana mengelompokkan individu berdasarkan kemampuan merespons obat, sehingga seseorang mendapatkan rekomendasi obat ataupun dosis obat yang paling sesuai untuk dirinya. Inilah wujud nyata dari personalised medicine,” sebut Rika.
Pemeriksaan genetik juga bisa diarahkan untuk mendeteksi berbagai potensi masalah kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular, alzheimer, kanker, asma, dan sebagainya. Sehingga, dengan deteksi dini penyakit tersebut, seseorang dapat menyesuaikan gaya hidup, pola makan, dan langkah-langkah preventif lainnya sejak dini untuk mengurangi risiko timbulnya masalah kesehatan tersebut. Pemeriksaan genetik juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan metabolisme seseorang terhadap suatu zat gizi (lebih dikenal dengan nutrigenomic) atau untuk mengetahui kondisi penuaan kulit seseorang (skin genomic).
Layanan pemeriksaan genetik tidak bisa dianggap sepele. Selain meningkatkan keberhasilan pengobatan, genetic testing berperan menyelamatkan nyawa pasien dari efek samping obat yang serius seperti Sindrom Steven-Johnson (SJS).
Selain itu, dikabarkan juga RS YARSI tengah menyempurnakan layanan Skin DNA test dan nutrigenomic test. Langkah ini menjadi komitmen RS YARSI dalam memberikan layanan pengobatan terbaik berdasarkan profil genetik sekaligus menjadi pionir dalam personalised medicine di Indonesia.