Seiring dengan langkah Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan penggunaan alat kesehatan (Alkes) dalam negeri, PT Itama Ranoraya Tbk (PT IRRA) melihat peluang bisnis yang terbuka. Perusahaan di industri kesehatan ini melihat peluang menjanjikan dari fokus pemerintah dalam mengoptimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Menurut Heru Firdausi Syarif selaku Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), IRRA melihat adanya kesempatan besar dari arah belanja pemerintah. Karena saat ini pemerintah Indonesia mengutamakan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara bisnis.
“Kami yakin, karena IRRA saat ini sudah punya perusahaan saudara yang berkecimpung di sektor manufaktur. Juga sudah berpengalaman lama di bisnis alat-alat kesehatan (alkes) produksi lokal,” dilansir dari PressRelease.Id, Jumat (12/05/2023).
Hal ini berarti PT IRRA mendapat keuntungan dari prioritas pemerintah yang menggunakan produk-produk lokal. Karena barang yang dibuat oleh perusahaan saudara IRRA akan menjadi produk yang membantu Pemerintah dalam mencapai TKDN di sektor kesehatan,” lanjutnya.
PT Oneject Indonesia (OJI) sebagai perusahaan saudara (sister company) IRRA sudah melakukan banyak hal, seperti membuat alat suntik pintar atau smart syringe. Ini merupakan kombinasi dari safety needle dan Auto Disable Syringe (ADS) dengan Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 60%.
Berbagai Mitra Usaha PT IRRA Memproduksi Alkes Berbeda
IRRA memiliki banyak mitra usaha yang memproduksi alat Kesehatan dan suplemen dengan berbagai merek. Seperti Avimac yang membuat suplemen, Zepa yang membuat desinfektan dan hand sanitizer, KSM Care dan Trisan Care (barang-barang medis sekali pakai).
Ada pula Sinmed yang membuat kantong plastik untuk sampah dan limbah medis. Arkan dengan produk tabung darah. Merek-merek ini membuat peralatan-peralatan kesehatan lokal.
Sementara itu ada pula Enesers, prinsipal lokal yang juga bisa membuat produk USG 2D buatan Indonesia. IRRA juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan impor yang membuat peralatan Digital X-Ray, Mammography, ESWL, dan C-Arm.
Strategi Pemerintah Kembangkan Industri Kesehatan Lokal
Pemerintah punya strategi untuk mendorong penggunaan produk-produk lokal, terutama di instansi pemerintah. Salah satunya melalui berbagai pengadaan barang dan jasa yang didanai oleh APBN, APBD dan sumber dana lainnya.
“Kita tidak sendirian dalam kebijakan pembelian produk lokal ini. Kita sudah mulai tahun 2022. Tahun 2023, Amerika Serikat juga ikut melakukan hal yang sama, mengumumkan prioritas pembelian produk lokal pada belanja belanja pemerintah,” ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya.
Sambutan tersebut disampaikan pada pembukaan Business Matching Tahap V 2023. Tema acara adalah “Produk Dalam Negeri Berdaya Saing untuk Kemandirian Bangsa” di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Kementerian Perindustrian mencatat setelah virus COVID-19 masuk ke Indonesia dari sekitar 500 produk alat kesehatan, lebih dari seperempatnya sudah bisa dibuat di dalam negeri. Artinya, sebagian besar bahan baku alat kesehatan masih perlu diimpor.
Oleh karena itu dibutuhkan juga dukungan dan keberpihakan dari berbagai pihak. Baik dari pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung optimalisasi dan keberhasilan industri di dalam negeri. Termasuk yang bergerak di bidang produksi alat-alat kesehatan, sehingga bisa menyerap lebih banyak potensi belanja pemerintah di dalam negeri.