Produsen alat kesehatan asal Jerman, Beurer, resmi mempertegas kehadirannya di Indonesia. Setelah tujuh tahun masuk lewat jalur importir, perusahaan ini kini menghadirkan fasilitas produksi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Pabrik tersebut tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga diproyeksikan menjadi hub ekspor ke negara-negara Asia Tenggara.
Langkah strategis ini diumumkan saat debut perdana Beurer di Hospital Expo 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang. Pada kesempatan tersebut, Beurer menampilkan sejumlah produk unggulan, mulai dari tensimeter, nebulizer, hingga termometer infrared yang selama ini menjadi andalan mereka di pasar global.
Penuhi Regulasi TKDN
Menurut Aria Verdin, Managing Director Beurer Indonesia, kehadiran pabrik di Kendal akan mempercepat akses produk ke berbagai rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta. “Pabrik ini memiliki komponen TKDN yang cukup, memenuhi kebijakan pemerintah untuk pengadaan barang rumah sakit,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).
Aria menegaskan bahwa produksi lokal bukan hanya bentuk kepatuhan terhadap regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), tetapi juga strategi bisnis jangka panjang. Dengan basis produksi di Indonesia, distribusi produk dipastikan akan lebih efisien, sementara nilai tambah dari sisi lokalitas akan memperbesar peluang Beurer masuk dalam rantai pasok pengadaan rumah sakit.
Teknologi dan Presisi Jerman
Beurer, yang dikenal sebagai salah satu produsen alat kesehatan rumah tangga dan klinis terkemuka di Jerman, membawa filosofi teknologi presisi ke Indonesia. Aria menyebut, pihaknya yakin kualitas produk yang mengedepankan engineering Jerman akan diterima masyarakat Indonesia.
Produk-produk Beurer yang dipamerkan di Hospital Expo menampilkan perpaduan antara fungsi medis dan inovasi digital. Misalnya, teknologi health management pro dengan fitur scan and save yang memungkinkan hasil pengukuran kesehatan tersimpan secara digital dan dapat terhubung dengan aplikasi rekam medis. Fitur ini sejalan dengan tren digitalisasi sistem layanan kesehatan di Indonesia, di mana integrasi data pasien menjadi kebutuhan mendesak bagi rumah sakit modern.

Potensi Pasar Besar
Pasar alat kesehatan di Indonesia dipandang memiliki potensi besar. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebagian besar kebutuhan alkes nasional masih dipenuhi produk impor. Kondisi ini membuka peluang bagi pemain global yang berinvestasi di Indonesia untuk memperkuat produksi dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, kebutuhan terhadap perangkat medis seperti alat ukur tekanan darah, nebulizer, dan termometer diprediksi akan terus naik. Kehadiran pabrik Beurer di Kendal diharapkan bisa mengisi celah tersebut, sekaligus menawarkan produk dengan kualitas internasional yang lebih mudah diakses konsumen lokal.
Basis Ekspor Regional
Selain fokus pada pasar domestik, Beurer juga menargetkan pabrik Kendal sebagai basis ekspor untuk kawasan Asia Tenggara. Posisi geografis Indonesia yang strategis, ditambah fasilitas kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, menjadi alasan utama perusahaan menempatkan investasi di wilayah tersebut.
Dengan strategi ini, produk buatan Kendal tidak hanya akan beredar di rumah sakit Indonesia, tetapi juga dipasarkan ke negara-negara tetangga yang memiliki kebutuhan serupa terhadap alat kesehatan berkualitas.
Inovasi Berkelanjutan
Selain mengandalkan lini produk standar, Beurer berkomitmen memperkenalkan inovasi terbaru sesuai kebutuhan pasar. Teknologi digital seperti fitur pencatatan otomatis, integrasi aplikasi kesehatan, hingga perangkat pintar berbasis internet of things (IoT) menjadi fokus pengembangan. Inovasi ini diarahkan untuk menjawab kebutuhan sistem kesehatan yang lebih modern, cepat, dan efisien.
Dalam jangka panjang, Beurer menegaskan bahwa pembangunan pabrik bukan hanya soal produksi, tetapi juga transfer teknologi. Dengan adanya basis manufaktur di Indonesia, peluang alih teknologi, peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal, serta penguatan rantai pasok nasional di sektor alat kesehatan diproyeksikan akan ikut berkembang.




