Produsen farmasi dan alat kesehatan, PT Phapros terus berupaya yang terbaik demi laporan neraca keuangannya 2019 ini.
Setelah berhasil mengalami pertumbuhan yang signifikan tahun kemarin, perseroanperusahaan BUMN tersebut menargetkan pertumbuhan30% di tahun ini. Sebuah target yang dinilai cukup tinggi.
“Di 2019 ini kami targetkan pertumbuhan bisnis sekitar 30%,” ujar Barokah Sri Utami, Direktur Utama PT Phapros.
Beberapa portofolio produk farmasi untuk ortopedi, anestesi serta saluran pernapasan atas masih dijagokan Phapros untuk meraih kinerja yang memuaskan di 2019 ini. Berkaca pada laporan keuangan sepanjang 2018 kemarin, revenue mereka tercatat hanya naik 2%.
Meski beban pokok penjualan naik tipis 0,7% year on year (yoy) menjadi Rp 439 miliar di tahun kemarin, namun laba kotor tidak dapat terungkit tinggi. Laba kotor yang tercatat sepanjang tahun 2018 ialah Rp 583 miliar atau naik 3,2% dibandingkan tahun 2017 yang nilainya Rp 565 miliar.
Namun demikian di pos penghasilan lain-lain ada kenaikan hingga 15 kali lipat dari Rp 2 miliar di 2017 menjadi Rp 30 miliar di 2018 tersebut. Alhasil laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan naik 5,6% di tahun 2018 itu yakni senilai Rp 132 miliar, dimana pada tahun 2017 hanya Rp 125 miliar.