spot_img

Perspebsi Gelar Pertemuan Nasional di Lombok, Bahas Transformasi Layanan Bedah Saraf

Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) mengadakan pertemuan tahunan berlokasi di NTB. Tujuan dari pertemuan ilmiah ini adalah untuk membahas transformasi layanan bedah saraf di Indonesia.

Ketua Umum Perspebsi dr Joni Wahyuhadi mengatakan, pertemuan ini sangat penting untuk mendapatkan masukan terbaru tentang praktik klinis bedah saraf. Misalnya, tentang saraf kejepit, bagaimana cara mendiagnosis dan mengobatinya dengan baik.

Praktik klinis bisa berubah setiap tahun, karena ada penelitian baru dan pengalaman dokter-dokter dunia dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut.

”Hasilnya akan dibukukan, yang akan menjadi acuan untuk menyusun praktik klinis bedah saraf,” katanya dilansir dari Lombok Post, (15/07/23).

Pertemuan Perspebsi juga membahas tentang pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Menurut Joni, transformasi pelayanan kesehatan membuat masyarakat menjadi pelaku, bukan lagi penerima dalam pelayanan.

Oleh karena itu, masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Agar mencapai hal itu diperlukan proses yang panjang. Misalnya ketersediaan tenaga kesehatan hingga fasilitasnya perlu menunjang.

Perlunya Transformasi Layanan Bedah Saraf

Menurut Joni, masih banyak rumah sakit di Indonesia yang belum memiliki peralatan diagnosa seperti CT Scan dan MRI. ”Hanya ada 171 rumah sakit yang memiliki CT Scan. MRI lebih sedikit lagi yang memiliki,” kata Joni.

Alat-alat kesehatan untuk mendiagnosa stroke juga masih kurang di Indonesia. Banyak rumah sakit yang tidak memiliki alat untuk mendiagnosa penyakit jantung dan pembuluh darah. Alat ini biasanya berada di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi atau disebut juga Cath Lab.

Joni, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Surabaya, mengatakan, ”Di Indonesia, baru 37 rumah sakit yang memiliki Cath Lab.”

Joni berharap, pertemuan ilmiah ini dapat meningkatkan kerjasama antara dokter bedah saraf, spesialis lainnya, dan perawat. Dengan begitu, pelayanan dan pengobatan untuk masyarakat dapat lebih baik.

”Ini adalah peluang baik untuk mengembangkan bidang bedah saraf di Indonesia,” ujarnya.

Dalam pertemuan ilmiah ini, panitia juga menyelenggarakan workshop untuk meningkatkan kemampuan dokter bedah saraf dan spesialis lainnya. Ada juga 100 narasumber dari dalam negeri dan 5 dari luar negeri, yaitu India, Jepang, dan Amerika Serikat, yang berbagi ilmu dan pengetahuan baru. Hal ini diungkapkan oleh dr Rohadi, ketua panitia pertemuan ilmiah Perspebsi.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x