Salah satu startup kesehatan yang sedang berkembang di Indonesia adalah Good Doctor. Startup ini baru saja mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$10 juta dari MDI Ventures dan Grab.
Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas layanan kesehatan yang ditawarkan. Baik untuk korporasi maupun individu. Good Doctor juga menargetkan untuk mencapai profit dalam 18 bulan ke depan.
Dana segar tersebut rencananya akan dialokasikan untuk membangun kemitraan baru bersama pihak-pihak berbeda. Misalnya seperti perusahaan-perusahaan, lembaga publik, dan perusahaan asuransi.
Danu Wicaksana selaku CEO startup kesehatan ini mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah yang diperlukan.
“Atas hadirnya dukungan kuat dari berbagai pihak ini, kami bersiap untuk melanjutkan langkah berikutnya. Langkah untuk memperluas dan meningkatkan pelayanan kesehatan kami di Indonesia,” kata Danu dilansir dari Tech in Asia (10/10/2023).
Good Doctor Berdiri Sejak 2018
Good Doctor merupakan hasil kerjasama antara Grab, SoftBank Vision Fund, dan Ping An yang didirikan pada tahun 2018. Setelah mendapatkan dana Seri A, startup kesehatan ini beroperasi sebagai perusahaan mandiri.
Dengan pemegang saham minoritas adalah Grab dan Softbank Vision. Sejak tahun 2019, startup ini menawarkan layanan kesehatan online melalui aplikasi GrabHealth.
Memasuki tahun 2021, perusahaan menambahkan layanan baru dengan meluncurkan aplikasi sendiri. Yaitu pelayanan kesehatan yang terhubung dengan Grab. Layanan ini berorientasi pada pelanggan individu (B2C), sedangkan aplikasi sendiri menjangkau pelanggan bisnis (B2B).
Berbagai Fitur yang Dimiliki
Startup kesehatan yang sudah berdiri sejak 2018 ini memberikan berbagai jenis fitur kepada pelanggan, seperti:
- Berkomunikasi dengan dokter secara online sepanjang hari,
- Pengguna bisa memesan obat secara online,
- Membuat perjanjian konsultasi langsung di rumah sakit,
- Klaim asuransi kesehatan, dan
- Pengguna dapat mengakses dan membaca artikel kesehatan.
Satu hal yang menarik adalah perusahaan ini memutuskan untuk fokus pada pasar Indonesia dan menutup kegiatan operasionalnya di Thailand pada bulan Februari 2023. Mereka menilai bahwa Indonesia lebih prospektif.
Perusahaan startup kesehatan ini mengungkapkan telah berkolaborasi dengan 2.500 entitas bisnis. Dengan lebih dari 55 penyedia asuransi, 2.500 dokter, dan 4.000 apotek.