spot_img

Alkes di RSUD Bekasi Kini Sudah Didominasi Produk Dalam Negeri

Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi mengklaim bahwa saat ini, alat kesehatan yang berada di rumah sakit tersebut, sudah didominasi produk dalam negeri. Hal ini mengikuti anjuran terkait penggunaan produk lokal di seluruh instansi pemerintahan dan pelayanan publik.

Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Direktur RSUD Kabupaten Bekasi Lilah Muslihah. Dirinya menyatakan bahwa sebagian besar alat kesehatan yang digunakan merupakan produk-produk buatan dalam negeri dengan komposisi lebih dari 60 persen.

“Kami utamakan produksi dalam negeri terlebih dahulu namun kalau tidak ada baru kami lakukan impor demi optimalisasi pelayanan kesehatan masyarakat,” ungkap Lilah, sebagaimana dikutip dari situs Antara News.

Lilah mengaku pasokan alat kesehatan produksi dalam negeri sebelumnya masih relatif terbatas namun di tengah hilirisasi produk dalam negeri belakangan, produk lokal kini sudah semakin banyak.

Kendati begitu, memang Memang ada alkes (alat kesehatan) yang diimpor, seperti ventilator atau alat bantu pernapasan bagi pasien.

Alat kesehatan tersebut diimpor dari Amerika, Jerman, dan Jepang dikarenakan tidak ada pilihan lain demi kelancaran pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Di luar itu, ditekankan pemakaian produk dalam negeri sebagai prioritas.

Selain itu, Lilah juga menyoroti keuntungan dari aspek administratif dan akuntabilitas yang lebih baik dalam menggunakan alat kesehatan buatan lokal. Sementara untuk produk impor, terdapat beberapa tahapan perizinan yang harus diikuti sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Kami lebih senang pengadaan alkes dalam negeri sebab secara dokumen dan pertanggungjawabkan lebih mudah. Namun kalau impor ada beberapa proses perizinan hingga kementerian. Karena demi pelayanan kesehatan, RSUD selalu menempuh mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan,” pungkas Lilah.

Rumah Sakit Awal Bros Group Luncurkan Layanan Terapi Sel Punca

RS Awal Bros Group dikabarkan telah meluncurkan layanan Stem Cell atau Teknologi Sel Punca. Layanan baru ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi pasien yang membutuhkan regenerasi jaringan yang rusak atau terluka melalui penerapan teknologi Stem Cell.

Direktur RS Awal Bros Pekanbaru Jimmy Kurniawan MKK mengungkapkan bahwa Stem Cell menjadi pilihan yang menarik karena memanfaatkan potensi regenerasi alami tubuh, membantu mengatasi masalah kesehatan yang sulit disembuhkan dengan metode konvensional. Proses pengobatan dengan Stem Cell dimulai dengan pengambilan sel-sel induk dari tubuh pasien, biasanya dari sumsum tulang atau darah.

“Stem Cell adalah teknologi yang memanfaatkan sel-sel induk tubuh untuk merangsang pertumbuhan dan pemulihan jaringan yang rusak, menawarkan terapi yang efektif dan berkelanjutan untuk berbagai kondisi medis, termasuk stroke, parkinson, osteoarthritis, dan penyakit autoimun dan penyakit lainnya,” jelas Jimmy.

Sel-sel ini kemudian diproses dalam laboratorium untuk diperbanyak jumlahnya. Setelah sel-sel induk berhasil diperbanyak, mereka kemudian disuntikkan kembali ke tubuh pasien, di area yang membutuhkan regenerasi jaringan. Proses ini memungkinkan sel-sel induk untuk memperbaiki dan meregenerasi jaringan yang rusak atau terluka secara alami.

Lebih lanjut Jimmy mengungkapkan jika RS Awal Bros Group juga aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan prosedur penggunaan Stem Cell, meningkatkan kesadaran akan teknologi pengobatan ini, dengan memberikan seminar edukasi kepada masyarakat.

Untuk dikethui, rumah sakit Awal Bros Grup tersebar di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yaitu RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru, RS Awal Bros Batam, RS Awal Bros Panam, RS Awal Bros Ujung Batu, RS Awal Bros A.Yani, RS Awal Bros Bagan Batu, RS Awal Bros Botania Batam, dan RS Awal Bros Dumai.

RSUD Johanes Kupang Terima Alkes Kateterisasi Jantung Dari Kementerian Kesehatan

Pj Gubernur NTT Ayodhia G Kalake (kanan) saat meninjau ruangan untuk pemeriksaan jantung di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Humas Pemprov

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr. W. Johanes Kupang, Nusa Tenggara Timur mendapatkan alat kateterisasi jantung dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Alat ini diharapkan bisa memudahkan pelayanan kesehatan bagi pasien sakit jantung yang ada di provinsi berbasis kepulauan itu.

RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes sendiri memang sudah ditetapkan sebagai RS Pusat Rujukan Pelayanan Jantung Regional NTT oleh Kemenkes, sesuai dengan SK Kemenkes Terkait RS Rujukan Pelayanan Kardiovaskular Nomor HK 01.07/Kemenkes/718/2020.

Terkait hal ini, Pj Gubernur NTT Ayodhia G Kalake mengatakan bahwa di NTTm kasus penyakit jantung tergolong tinggi. Di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes pada tahun 2023 tercatat sebanyak 248 kasus penyakit Syndrom Coronaria Acute yang membutuhkan tindakan kateterisasi disamping penyakit jantung lainnya.

Angka ini tambah dia, tentunya akan menjadi jauh lebih besar jika diakumulasi dengan kasus-kasus serupa yang terjadi pada seluruh Rumah Sakit di seluruh NTT. Oleh karena itu, menurut Pj. Gubernur NTT, dibutuhkan tindakan penanganan penyakit jantung yang khusus dan komprehensif.

Selama ini penderita penyakit jantung dari NTT memilih untuk melakukan perawatan dan pengobatan ke luar NTT terutama karena belum tersedianya pelayanan kateterisasi jantung dengan sumber pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Ayodhia G Kalake melanjutkan, dengan adanya alat ini para penderita penyakit jantung tak perlu lagi mengeluarkan biaya, tenaga dan waktu yang banyak karena harus dirujuk ke luar NTT. Apalagi peralatan kateterisasi yang dimiliki di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes ini merupakan satu-satunya alat kateterisasi di NTT berjenis Biplane sehingga lebih memudahkan secara teknis dalam proses diagnosis maupun tindakan baik pada kasus jantung coroner maupun kasus jantung bawaan dan pediatri atau anak-anak sehingga diharapkan dari sisi hasil tentunya lebih baik.

“Dari skema pembiayaan dengan JKN untuk pelayanan PIC ini juga tentunya sangat membantu masyarakat. Saya berharap BPJS Kesehatan sebagai pelaksana teknis JKN dapat mendukung secara penuh pelayanan kateterisasi di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes ini sehingga memudahkan masyarakat NTT khususnya para penderita penyakit jantung yang membutuhkan penanganan yang cepat dan komprehensif,” pungkasnya.

Diresmikan Oleh Menkes, Pabrik Alkes IVD Terbesar di Asia Tenggara Siap Beroperasi

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin (tengah) bersama manajemen Virtue Diagnostics meresmikan pabrik IVD di Cikarang. Foto: Bisnis.com

Pabrik alat kesehatan (alkes) milik PT. Virtue Diagnostics Indonesia telah resmikan dan siap untuk beroperasi. Pabrik tersebut akan memproduksi alat In Vitro Diagnostic (IDV) yang digunakan untuk pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh manusia seperti darah, rambut, dan lainnya.

Pembangunan pabrik baru ini dikabarkan menghabiskan dana USD 10 juta atau setara dengan Rp157,4 miliar. Dibangun di atas lahan sebesar seluas 12.200 meter persegi dengan luas bangunan 8.900 meter persegi. Hal ini menjadikannya pabrik alkes IDV terbesar se-Asia Tenggara.

Menurut CEO & Founder Virtue Diagnostics Group, Johnson Zhang, pihaknya memiliki lebih dari 60 tenaga ahli yang berpengalaman, untuk mendukung riset dan pengembangan serta produksi produk-produk IVD.

Selain itu, fasilitas pabrik ini diklaim mampu memproduksi >1000-unit instrument pertahun dan >6000 Liter reagen perhari. Dan Kapasitas produksi tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan peningkatan kebutuhan.

“Kami berkantor pusat di Singapura, Virtue Grup memiliki RnD R&D centre dan manufacturinge site di Cina, Brazil, dan Indonesia,” ungkap Johnson.

Peresmian tersebut dilakukan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (5/3/2024). Menurut Menkes Budi, pembangunan fasilitas alkes ini sangat bermanfaat bagi industri alkes dalam negeri, terutama untuk memenuhi salah satu dari sepuluh alat kesehatan yang paling banyak dibelanjakan oleh pemerintah berdasarkan volumenya.

“Terima kasih dan selamat kepada PT Virtue Diagnostics Indonesia. Mudah-mudahan bisa turut membantu membangun ketahanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Budi.

Didukung Oleh Jajaran Dokter Profesional, Rumah Sakit Paramedika Bekasi Resmi Beroperasi

Foto: Rumah Sakit Paramedika Bekasi

Kabar gembira untuk warga Bekasi. sebuah rumah sakit swasta bertambah satu lagi di wilayah tersebut, yaitu RS Paramedika. Terletak di Jalan Raya Kaliabang Tengah, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

RS Paramedika merupakan rumah sakit tipe D dengan 51 tempat tidur. Direktur RS Paramedika, Wendy M Ramdhan, menyatakan Rumah sakit ini didukung oleh dokter yang profesional dan berpengalaman serta paramedis dan staf lainnya.

“RS Paramedika didukung satu dokter spesialis radiologi, satu dokter spesialis kandungan, satu dokter spesialis bedah umum, satu dokter spesialis anak, satu dokter spesialis penyakit dalam, satu dokter spesialis patologi klinik, dan satu dokter spesialis anastesi,” jelas Wendy.

Dirinya melanjutkan, Paramedika awalnya merupakan klinik khitanan sejak 1979. Kemudian berkembang menjadi rumah sakit pada 2023.

Saat ini, salah satu prioritas RS Paramedika adalah mengejar akreditasi agar bisa bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Sudah menjadi program kerja saya untuk melaksanakan akreditasi, karena sebelum kerjasama dengan BPJS Kesehatan kita harus akreditasi dahulu. Kita sedang mengejar akreditasi, mudah-mudahan bisa terlaksana segera sehingga bisa kerja sama dengan BPJS Kesehatan,” ungkap Wendy.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, menyatakan bahwa dengan beroperasinya RS Paramedika, menambah jumlah rumah sakit di Kota Bekasi menjadi 48. Terdiri dari lima rumah sakit umum daerah, 41 rumah sakit umum swasta, dan dua rumah sakit khusus.

Lebih lanjut, pemerintah Kota Bekasi berharap RS Paramedika tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan memastikan perlindungan dan keselamatan pasien, serta memainkan peran aktif dalam program kesehatan pemerintah pusat atau daerah.

Kolaborasi ESA Group Dan Perusahaan Tiongkok, Bangun Pabrik Alat Kesehatan Senilai Rp 46,8 M

Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Foto: Dok. ESA Group

Distributor alat kesehatan asal Indonesia, PT Esa Medika Mandiri (Esa Group) dan perusahaan asal Tiongkok, Weigao International Holding Comporation dikabarkan tengah berencana membangun pabrik alat kesehatan di Indonesia.

Hal tesebut ditandai dengan dilaksanakannya penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) beberapa waktu lalu.

Total nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun pabrik tersebut diketahui berjumlah sebesar US$ 3 juta atau setara Rp 46,8 miliar (kurs Rp 15.600). Belum termasuk tanah dan bangunan. Untuk tahap pertama, investasi yang ditanamkan sebesar US$ 1,5 juta atau setara Rp 23 miliar.

President Director PT. Esa Medika Mandiri Surya Gunawan Widjaja mengatakan ESA Group sudah menjalin kerjasama dengan Weigao Group sejak tahun 2014. Dengan sejarah kerjasama yang cukup lama, ESA Group dan Weigao Group bersepakat untuk membuat pabrik benang bedah di Indonesia.

“Kedepannya ESA Group dan Weigao Group juga akan menambah beberapa produk baru alat kesehatan untuk diproduksi di Indonesia,” ungkap Surya.

Menurut Surya, produk alat kesehatan yang dihasilkan akan berstandar internasional dan akan diekspor ke berbagai negara di Asia tenggara. Dirinya juga memastikan bahwa kerjasama ini akan membawa transfer teknologi ke negara Indonesia.

Sementara itu, Vivienne Zhang, Deputy General Manager Weigao Group mengatakan bahwa Weigao Group telah berkenalan dengan ESA Group sejak 10 tahun yang lalu. Pada saat itu ESA Group masih menjadi distributor atau agen dari produk Weigo. MoU pembentukan joint venture ini akan menjadi kado ulang tahun ke-10 kolaborasi antara Weigao Group dan ESA Group.

“Jadi sekarang ESA Group tidak cuma jadi distributor Weigao Group. Setelah penandatanganan MOU, akan ada pabrik yang akan memproduksi produk dari China tapi di produksi di Indonesia yang tentunya untuk memajukan negara Indonesia,” jelas Vivienne Zhang.

Untuk diketahui, PT. Esa Medika Mandiri (ESA Group) merupakan salah satu perusahaan distribusi alat kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2000. Seiring dengan Inpres Nomor & Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Ingin Tingkatkan Produksi Farmasi Dalam negeri, Indonesia Siap Gandeng India

Suasana jalannya acara Indonesia-India Health Business Forum di Kantor Kedutaan Besar India, Jakarta, Selasa (27/02/2024). Foto: Investortrust/Yuswialdyth Ardelia.

Saat ini sekitar 95 persen bahan baku obat di Indonesia masih diimpor. DI lain sisi, produksi obat dalam negeri meningkat sebesar 5 persen, yang mana nilai produksi medis Indonesia mencapai lebih dari 6 juta dolar AS (sekitar Rp93,65 miliar).

Terkait hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) berminat menggandeng India untuk meningkatkan produksi obat dengan harga terjangkau di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Investasi Strategis Kemenkomarves, Bimo Wijayanto, dalam Forum Bisnis Kesehatan India-Indonesia (IIHBH) di Jakarta, Selasa.

“Dengan membina kemitraan dengan perusahaan-perusahaan India, kami bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun juga memposisikan Indonesia sebagai pusat manufaktur farmasi regional,” ucap Bimo.

Bimo melanjutkan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengeluarkan banyak investasi untuk meningkatkan produksi lokal bahan kimia dasar, bahan aktif farmasi, fitofarmaka, dan juga bahan mentah lainnya.

Dia juga mengatakan peluang investasi perusahaan-perusahaan India di sektor farmasi dan medis di Indonesia sangat luas dan beragam.

Sementara itu, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Sandeep Chakravorty mengatakan bahwa investasi Indonesia dan India berjalan dua arah, terutama untuk mendorong sektor farmasi.

“Jadi, sudah banyak pertukaran yang terjadi antara perusahaan India dan Indonesia, tetapi kami hanya ingin menciptakan fokus yang lebih besar, penekanan yang lebih besar. Kami ingin perusahaan-perusahaan India datang ke sini, berpartisipasi dalam sektor kesehatan Indonesia,” pungkas Sandeep.

RSUD Raja Ahmad Tabib Resmi Menjadi RS Rujukan Penyakit Jantung di Kepulauan Riau

Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT)

Ada kabar gembira bagi warga Kepulauan Riau. Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Tabib (RSUD RAT) Tanjungpinang resmi menjadi pusat rujukan utama pengobatan jantung di Provinsi Kepulauan Riau. Penetapan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/1341/2023 tanggal 11 Mei 2023.

Dengan penetapan ini, berarti seluruh warga Kepulauan Riau yang ingin berobat kesehatan jantung, akan dirujuk ke RSUD RAT. Sedangkan layanan yang dapat diberikan, mulai dari pengobatan ringan tindakan intervensi jantung non-bedah.

Direktur RSUD Raja Ahmad Thabib, dr.Yusmanedi mengatakan, dengan peralatan dan tenaga dokter yang dimiliki, RSUD-RAT Tanjungpinang telah melayani tindakan intervensi jantung non-bedah dua kali seminggu sejak 10 Mei 2023. Hingga Februari 2024, tercatat sebanyak 143 pasien telah mendapatkan layanan tindakan intervensi jantung.

Untuk meningkatkan kualitas layanan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), menurut dr.Yusmanedi, RSUD Raja Ahmad Tabib juga baru saja mengadakan kegiatan Proctorship Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah bekerja sama dengan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta pada tanggal 22 hingga 24 Februari 2024 lalu.

“Proctorship ini merupakan cara efektif untuk memastikan bahwa RSUD Raja Ahmad Tabib dapat memberikan perawatan dan pengobatan jantung yang berkualitas kepada pasien yang berobat,” sebut dr.Yusmanedi.

Dirinya-pun berharap, melalui kompetensi SDM tersebut, pelayanan tindakan medis di RSUD-RAT dapat terus ditingkatkan. Sehingga dapat menjadi rujukan utama bagi pasien jantung di Kepulauan Riau.

Indonesia Menjadi Tuan Rumah Kongres Dokter Mata Se-Asia Pasifik 2024

Foto: Bali Sharing

Indonesia menjadi tuan rumah Kongres Dokter Mata Se-Asia Pasifik yaitu The 39th Asia Pacific Academy of Ophthalmology (APAO) Congress. Acara tersebut tepatnya diselenggarakan di Nusa Dua Convention Center, Bali, pada 22-25 Februari 2024.

Kongres APAO 2024 kali ini mengusung team “Beyond All Limits” yang bertujuan mempersiapkan praktisi layanan mata masa kini untuk masa depan yang terus berkembang. Menghadirkan sekitar 700 pembicara yang diakui secara internasional di berbagai bidang subspesialisasi mata dan diikuti lebih dari 6.000 peserta.

Presiden Kongres APAO 2024, Dr Mohamad Sidik, SpM(K), mengatakan bahwa peserta kongres berasal dari sekitar 80 negara. Kongres tersebut menyelenggarakan beragam program ilmiah termasuk symposia, wetlab dan lomba karya ilmiah. Serta program sosial termasuk cultural night dan fundrun untuk menggalang dana kemanusiaan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin ikut membuka kongres APAO tersebut. Dirinya menyampaikan bahwa ada 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan. Ia berharap peserta kongres dapat membawa pulang pengetahuan baru tentang perawatan mata untuk diterapkan di negara masing-masing guna mengatasi masalah gangguan penglihatan.

Di kesempatan yang sama, Presiden APAO, Prof Ava Hossain menyampaikan bahwa selain mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, peserta kongres juga diharapkan bisa membangun jaringan kerja dan kolaborasi yang erat dengan rekan-rekan dari berbagai negara. Dirinya berharap kongres tahunan ini tidak hanya akan memperdalam pemahaman tentang perkembangan terbaru dalam bidang oftalmologi, tetapi juga meninggalkan kenangan tak terlupakan tentang persahabatan yang terjalin di antara para delegasi.

Punya 25 Juta Pengguna Aktif, Alodokter Raih Pendanaan Seri C4 Sebesar Rp81,7 Miliar

Startup healthtech Alodokter dikabarkan berhasil membukukan pendanaan seri C4 sebesar $5,2 juta atau setara Rp81,7 miliar. Dikutip dari Alternative.pe, pendanaan ini didapatka dari HL Mando dan Beacon Venture Capital.

Beacon Venture Capital sendiri adalah unit ventura di bawah naungan Kasikornbank, Thailand. Mereka diktehui telah berinvestasi ke sejumlah startup Asia Tenggara. Sedangkan HL Mando adalah perusahaan otomotif asal Korea Selatan yang belakangan memang tengah aktif berinvestasi di berbagai perusahan startup.

Dikutip dari situs id.techinasia.com, pihak Alodokter telah membenarkan terkait kabar ini, namun masih enggan mengkonfirmasi terkait jumlah yang didapat secara resmi.

Pendanaan ini nantinya akan digunakan oleh startup healthtech tersebut untuk mengembangkan ekosistem kesehatan digitalnya yang diklaim memiliki 25 juta pengguna aktif bulanan. Lebih lanjut, Alodokter juga mengklain telah menjalin kemitraan dengan 1.500 rumah sakit dan klinik, 500 apotek, dan 1.000 dokter.

Untuk diketahui, Alodokter didirikan oleh Suci Arumsari pada tahun 2014. Pada saat ini, startup ini memiliki lima produk utama yang terdiri dari:

– Konsultasi online dengan dokter,
– Layanan membuat janji konsultasi tatap muka dengan dokter,
– Artikel kesehatan,
– Produk asuransi Proteksi Alodokter, serta
– Layanan berbelanja online produk kesehatan.