Produsen alat kesehatan asal Jerman, PT Beurer Indonesia Technology, resmi memulai operasional pabriknya. Pabrik tersebut berada di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, yang mulai beroperasi pada 22 Oktober 2024.
Bangunan tersebut berdiri di atas lahan seluas 8.000 meter persegi, menjadi fasilitas pertama Beurer di Asia Tenggara. Pabrik ini diharapkan dapat memproduksi berbagai alat kesehatan dari empat kategori utama: health care, well-being, fitness, dan personal care.
Kehadiran pabrik ini sendiri memiliki target untuk menyerap lebih dari 500 tenaga kerja lokal.
Empat Kategori Produk Alkes
CEO Beurer, Marco Bühler, menyebutkan bahwa Indonesia dipilih sebagai pusat produksi strategis karena potensinya sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia.
Populasi yang hampir mencapai 300 juta jiwa menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pasar yang besar. Modal penduduk ini berpadu dengan lokasi strategis secara global berpotensi untuk menjadi salah satu pemasok alat kesehatan ke pasar dunia.
“Saya berharap dengan dukungan dari pemerintah dan ketersediaan tenaga kerja lokal yang kompeten, pabrik ini dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasokan global Beurer,” kata Marco dilansir dari Media Indonesia (22/10/24).
Beurer menawarkan produk dalam empat kategori utama.
Pertama adalah “Health Care“. Mencakup thermometer, alat pengukur tekanan darah, dan oximeter. Kemudian “Well-being” seperti lampu terapi dan humidifier.
Kategori ketiga yaitu “Fitness“. Produk pada kategori ini seperti timbangan, alat pijat, dan pelacak kebugaran.
Setelah itu kategori ke-4 adalah “Personal Care” yang meliputi alat cukur, sikat gigi elektrik, dan perawatan wajah.
Beurer juga berencana bekerja sama dengan institusi pendidikan di Indonesia untuk memberikan pelatihan bagi calon tenaga kerja. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia pada industri manufaktur alat kesehatan.
Dukungan Pemerintah dan Dampak Positif
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr. Lucia Rizka Andalucia, memberikan apresiasi terhadap kehadiran Beurer di Indonesia.
Dengan masih bergantungnya Indonesia pada impor alat kesehatan, kehadiran pabrik ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan produksi lokal.
“Saat ini, hanya 20% alat kesehatan diproduksi di dalam negeri. Sebagian besar masih bergantung pada impor. Diharapkan di masa mendatang, produksi dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan supaya Indonesia tidak lagi harus bergantung pada produk impor,” kata Lucia.
Kehadiran Beurer di Kendal juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit melalui alat kesehatan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
Selain mendukung industri kesehatan nasional, pabrik Beurer di Kendal juga diharapkan membawa dampak positif bagi ekonomi lokal. Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menyebutkan investasi Beurer dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Selain lapangan pekerjaan, pabrik ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Kawasan Industri Kendal. Ia juga berharap agar program corporate social responsibility (CSR) Beurer bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Kendal.
Dengan peresmian ini, Beurer tidak hanya memperluas jangkauan globalnya tetapi juga mendukung pertumbuhan industri kesehatan di Indonesia.
Kehadiran pabrik ini menjadi bagian dari rantai pasokan global Beurer. Sejalan dengan langkah strategis dalam meningkatkan produksi alat kesehatan dalam negeri.