Setidaknya ada tiga rumah sakit yang bersaing untuk menjadi unit usaha terbaik. Diharapkan peserta ini dapat meningkatkan layanan, termasuk memastikan terjaganya aset yang ada.
Ketiganya adalah rumah sakit dengan kategori jenis B. Yakni Rumah Sakit Islam Ahmad Yani, Rumah Sakit Islam Jemursari yang keduanya di Surabaya, serta Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.
“Untuk penilaian utama tentu adalah soal kelengkapan administrasi terkait aset,” kata Sururi Arumbani, Ahad (8/7). Karenanya, masing-masing unit layanan kesehatan tersebut harus memastikan bahwa aset yang ada telah aman, lanjut salah seorang panitia PWNU Jatim Award 2018 tersebut.
Dalam pandangan Sururi, memastikan kelengkapan administrasi aset sangat penting demi kelangsungan usaha yang ada. “Juga dilengkapi dengan strktur dan pola hubungan koordinasi di internal pengurus serta pengelola,” ungkap Pemimpin Redaksi TV9 ini.
Hal lain yang menjadi pertimbangan dewan juri adalah keberadaan yayasan, pola hubungan dan bentuk kerja sama dengan NU maupun badan otonom setempat. “Bagaimana layanan kesehatan ini mengoptimalkan kepengurusan NU di level kecamatan hingga desa,” ungkapnya.
Tentu saja yang tidak kalah penting demi kesinambungan kinerja adalah kelengkapan administratif, ketersediaan sarana dan prasarana juga sumber daya manusia. “Kalau soal ini tentu profesionalitas masing-masing unit kesehatan akan diuji,” urainya.
Setelah melalui proses ujian, nilai masing-masing akan dijumlah untuk memastikan siapa yang layak menjadi juara. “Pengumuman pemenang akan disampaikan berbarengan dengan acara halal bi halal PWNU Jatim,” tandasnya.
Halal bi halal diselenggarakan Senin (9/7) di lantai tiga gedung NU setempat yang berada di jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya. Para pemenang nantinya akan mendapatkan tropi, piagam, serta uang pembinaan. Bahkan untuk kategori Pengurus Cabang NU terbaik akan mendapatkan mobil.