Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, meresmikan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) di Jakarta pada Senin (26/8). Kemenkes bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam peluncuran ini.
Inisiatif ini sejalan dengan upaya transformasi pelayanan kesehatan primer di Indonesia. Bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini serta surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya membangun fasilitas kesehatan yang mampu melakukan deteksi dini. Pendeteksian ini diperlukan agar dapat mengetahui segera penyakit menular maupun tidak menular.
“Kita perlu mengembangkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang mampu melakukan deteksi dini. Deteksi ini dilakukan baik melalui surveilans untuk penyakit menular maupun skrining untuk penyakit tidak menular,” dalam sambutannya, sebagaimana dilansir dari Press Release Kontan (28/08/24).
Labkesmas: Komitmen untuk Kesehatan Masyarakat yang Lebih Baik
Labkesmas dirancang untuk mendukung transformasi sistem ketahanan kesehatan nasional. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat kesehatan.
Fasilitas ini akan mengoperasikan 81 parameter pemeriksaan yang mencakup enam kelompok utama. Kelompok itu antara lain termasuk beban penyakit, skrining penyakit, penyakit menular, faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor penyakit, serta pemantauan resistensi obat.
Sistem jejaring Labkesmas terbagi menjadi lima tingkat. Posyandu dan puskesmas di tingkat dasar hingga tingkat nasional di tingkat tertinggi.
Dengan pendekatan ini, deteksi dini akan lebih efektif melalui penggunaan teknologi seperti point of care testing (POCT) di posyandu hingga genome sequencing di tingkat provinsi.
Digitalisasi Data dan Integrasi dalam SATUSEHAT
Salah satu komponen kunci dari Labkesmas adalah digitalisasi data. Dalam hal ini seluruh informasi akan diintegrasikan ke dalam platform SATUSEHAT. Digitalisasi akan membuka akses lebih mudah bagi peneliti dan lembaga kesehatan untuk mengolah data terkait penyakit menular dan tidak menular.
“Dengan otoritas tertentu, peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dapat mengaksesnya. Ini berpotensi menjadi salah satu database terbesar untuk penyakit menular dan tidak menular,” tambah Menkes Budi.
Plt. Deputi Nunung Nuryartono menekankan pentingnya menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah diakses oleh masyarakat.
“sistem laboratorium yang kuat tidak hanya meningkatkan pelayanan kesehatan nasional, tetapi juga berdampak besar pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Nunung.
Dengan hadirnya Labkesmas, Indonesia semakin siap untuk mencapai visi negara yang sehat, produktif, dan berdaya saing, menuju Indonesia Emas 2045.