Mahasiswa lintas program studi Universitas Brawijaya (UB) telah mengembangkan alat terapi untuk mengatasi kelainan tulang belakang pada anak-anak. Alat tersebut dinamakan PostureCare.Â
Inovasi ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk membantu anak-anak dengan masalah kifosis postural. Kifosis postural adalah kondisi di mana tulang belakang bagian atas mengalami kelengkungan berlebihan ke depan, sehingga punggung tampak bungkuk.Â
Kondisi ini sering disebabkan oleh postur tubuh yang buruk, seperti duduk terlalu lama dengan posisi yang salah atau kurangnya aktivitas fisik.
Inovasi alat ini merupakan hasil kolaborasi dari lima mahasiswa yang tergabung dalam Tim Peneliti PKM Karya Inovatif (KI) UB.Â
Ke lima mahasiswa itu adalah Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro).
Fitur dan Teknologi PostureCare
PostureCare dirancang untuk mendiagnosa dan mengoreksi posisi bungkuk pada tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun. Alat ini dilengkapi dengan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh.Â
Sensor-sensor ini mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang dan memonitor perubahan sudut tulang belakang harian setelah terapi. Mikrokontroler ESP32 memproses data sensor dan memberikan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater.Â
Alat ini memberi peringatan melalui getaran dan cahaya jika posisi tulang belakang terdeteksi salah. Selain itu, polyamide heater digunakan untuk mengurangi nyeri melalui proses thermotherapy.
Pendekatan dan Keterlibatan Keluarga dalam Penanganan Kelainan Tulang Belakang
PostureCare menggunakan Pendekatan Chronic Care Model yang fokus pada kesejahteraan pasien dan keluarga. Data dari alat ini disajikan dalam bentuk grafik harian melalui aplikasi yang terhubung dengan WhatsApp bot.Â
Bot yang digunakan ini dapat membantu orang tua dan terapis untuk melacak kemajuan terapi secara langsung. Anak-anak juga diberikan panduan dan buku harian My Bone untuk memantau aktivitas, perasaan, penggunaan brace, dan pola makan.Â
Keluarga juga dilibatkan dengan memberikan stiker bintang sebagai penghargaan jika anak berhasil memenuhi misi harian. Tim peneliti juga memberikan terapi bermain dan edukasi bagi keluarga setiap tiga hari.
Dukungan dan Pengakuan
Pengembangan PostureCare telah dikonsultasikan dengan sejumlah ahli di bidang medis, termasuk dokter spesialis bedah syaraf dan rehabilitasi medis. Inovasi ini juga sedang dalam proses pengajuan HAKI dan paten untuk modul, manual book, serta program komputer terkait.Â
Dosen pembimbing Ir Nurussa’adah M.T. dari Teknik Elektro turut berperan dalam penelitian yang didanai oleh Kemendikbudristek dan Universitas Brawijaya ini.Â
Dengan kehadiran PostureCare, diharapkan anak-anak dengan kifosis dapat memperoleh terapi yang optimal dan meminimalkan risiko komplikasi di masa depan.