Inovasi kesehatan di Indonesia sangat penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Hal tersebut terlihat pada Grand Final Indonesia Healthcare Innovation Awards (IHIA) VII Tahun 2023, yang diselenggarakan oleh Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF).
Acara yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu lalu menjadi panggung bagi para inovator kesehatan anak bangsa. Pada ajang tersebut mereka memamerkan karya-karya yang diharapkan dapat memacu lahirnya teknologi dan inovasi kesehatan baru.
Ketua Umum Indonesia Healthcare Forum (IndoHCF), Supriyantoro, dalam keterangan di Jakarta, menekankan pentingnya inovasi kesehatan Indonesia. Dalam konteks ini, dukungan penuh dari pemerintah sangat diperlukan untuk membantu pengembangan inovasi, terutama dalam produksi alat kesehatan dalam negeri.
“Melepas ketergantungan produk alat kesehatan dari luar negeri sangat penting untuk dilakukan. Peningkatan penggunaan alkes dari dalam negeri juga untuk menambah jumlah ekspor ke mancanegara,” kata Supriyantoro dilansir dari Viva (04/12/2023).
Menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Supriyantoro mengingatkan bahwa target pemerintah adalah 60 persen produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri menggunakan komponen lokal.
Saat ini, masih sebanyak 88 persen alat kesehatan yang beredar di Indonesia merupakan produk impor. Di sisi lain produk buatan lokal hanya menyumbang 12 persen. Hal ini menjadi catatan penting yang harus diperhatikan bersama untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor.
Perkembangan Inovasi Kesehatan Indonesia
Dalam dua tahun terakhir, layanan kesehatan jarak jauh atau telemedisin menjadi fenomena yang mendapat perhatian besar. Hal itu tak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi.
Aplikasi berbasis kesehatan ini telah menjadi kebiasaan baru masyarakat Indonesia. Dukungan terhadap perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), big data analytics, dan Internet of Things di bidang kesehatan dianggap penting untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan kesehatan di Indonesia.
IHIA VII-2023 memberikan penghargaan dalam lima kategori inovasi. Antara lain Inovasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), Inovasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Inovasi Mutu Pelayanan Kesehatan, Inovasi Alat Kesehatan, Inovasi IT Kesehatan, dan Inovasi Percepatan Penurunan Stunting.
Acara ini merupakan hasil kerja sama IndoHCF dengan Kemenkes RI. Didukung oleh Kantor Staf Presiden RI, BRIN, BKKBN, dan 12 organisasi/institusi kesehatan lainnya. Dukungan juga datang dari International Seminar and Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM), Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (PERDESTI), dan CSR PT. IDS Medical Systems Indonesia (idsMED Indonesia).
Dengan berakhirnya pandemi Covid-19, Indonesia telah memetik pelajaran penting terkait dengan ketahanan kesehatan bangsa. Inisiatif seperti IHIA menjadi langkah positif untuk terus mendorong inovasi dan kontribusi positif dalam membangun ekosistem kesehatan yang mandiri.
Indonesia Healthcare Forum, melalui CSR PT. IDS Medical Systems Indonesia, secara konsisten menyelenggarakan ajang ini sejak tahun 2017. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang berhasil menjalankan inovasi kesehatan di Indonesia.
Melalui ajang ini, harapannya Indonesia dapat terus melahirkan teknologi dan inovasi kesehatan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan demikian, negara dapat melepaskan diri dari ketergantungan terhadap produk alat kesehatan impor.
Apabila itu terjadi maka mampu meningkatkan penggunaan alat kesehatan dalam negeri, dan berkontribusi pada peningkatan ekspor mancanegara. Inovasi kesehatan buatan anak bangsa diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam membangun ekosistem kesehatan yang tangguh dan mandiri.