Indonesia mengambil langkah penting dalam upaya membantu negara-negara Afrika yang terdampak penyebaran cacar monyet (mpox).
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan kabar tersebut. Indonesia akan mengirimkan alat deteksi Polymerase Chain Reaction (PCR) cacar monyet yang merupakan buatan dalam negeri.
“Alat PCR ini adalah buatan dalam negeri Indonesia dan kita sudah mampu memproduksi PCR sejak pandemi Covid-19,” ujar Menkes Budi dilansir dari Kumparan (02/09/24). Pernyataan tersebut disampaikan usai meresmikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Prof IGNG Ngoerah di Denpasar, pada tanggal yang sama.
Pengiriman Vaksin Cacar Monyet
Selain peralatan PCR, Indonesia juga akan mengirimkan sekitar 5.000 dosis vaksin cacar monyet ke negara-negara Afrika. Vaksin ini merupakan bagian dari pembelian 10.000 dosis yang dibeli dari Jepang.
“Sebagian dari vaksin tersebut akan digunakan di Indonesia, sementara sisanya didonasikan ke Afrika,” jelas Budi. Walau negara-negara penerima donasi belum diterangkan spesifik, langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan khususnya dengan negara-negara Afrika.
Pada 14 Agustus 2024, WHO meningkatkan status penyebaran cacar monyet menjadi Kedaruratan Kesehatan Global (PHEIC). Hal ini disebabkan oleh lonjakan kasus yang signifikan.
Peningkatan status ini akibat munculnya varian baru 1b di beberapa negara. Di Indonesia sendiri, tercatat ada 14 kasus yang terkonfirmasi positif hingga tahun 2024, dengan seluruh pasien dinyatakan sembuh dari varian mpox 2b. Kasus-kasus ini ditemukan di wilayah Jawa dan Kepulauan Riau.
Fasilitas Lab dan Ketersediaan Vaksin di Indonesia
Menteri Budi memastikan bahwa vaksin dan obat untuk cacar monyet sudah tersedia di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Namun, vaksin hanya diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi mengingat harga per dosis yang mencapai Rp 3,5 juta.
Di samping itu, Indonesia telah memiliki fasilitas laboratorium yang mumpuni, termasuk kemampuan untuk melakukan genome sequencing serta uji PCR terkait virus mpox.
Virus mpox menular melalui kontak fisik, mirip dengan virus HIV dan AIDS. Di Afrika, anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular.
Penularan disinyalir disebabkan kebiasaan berbagi barang pribadi. Barang-barang seperti pakaian, handuk, selimut, hingga tempat tidur memudahkan penularan cairan tubuh dari orang dewasa yang terinfeksi ke anak-anak.
“Jadi, jika orang tuanya terkena, anak-anaknya juga bisa tertular,” jelas Budi dalam rapat terbatas di Istana Negara.
Langkah Indonesia ini menunjukkan komitmen kuat dalam membantu dunia menangani pandemi cacar monyet. Tentu sembari tetap menjaga keamanan kesehatan di dalam negeri.