spot_img

Indonesia dan Viet Nam Tingkatkan Kerja Sama di Bidang Kesehatan, Farmasi, dan Alkes

Kerja sama di bidang kesehatan antara Indonesia dan Viet Nam semakin kuat. Salah satunya dengan hadirnya 10 produsen alat kesehatan dan farmasi pada gelaran 21st International Medical, Hospital and Pharmaceutical Exhibition (Medipharm Expo). Perhelatan ini diadakan pada tanggal 3-5 Agustus 2023 di Ho Chi Minh City (HCMC).

Acara ini dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun tepatnya pada bulan Agustus berlokasi di HCMC, kemudian Desember terletak di Hanoi.

Pertumbuhan industri farmasi Viet Nam tertinggi di kawasan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan per kapita, jumlah penduduk, infrastruktur kesehatan, dan kebijakan pemerintah yang mendukung industri farmasi Viet Nam meningkat. Industri farmasi Viet Nam bernilai US$ 6,98 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan naik menjadi US$16,1 miliar pada tahun 2026.

Sementara itu, pengeluaran untuk layanan kesehatan Viet Nam pada tahun 2019 sekitar US$17 miliar (setara dengan 6,6% dari PDB). Kemudian mencapai US$23 miliar pada tahun 2022 dengan laju pertumbuhan/CAGR 10,7%.

Kerja Sama di Bidang Kesehatan Indonesia Viet Nam Menyasar Pasar Ekspor

Viet Nam memiliki potensi besar sebagai pasar ekspor produk farmasi Indonesia. Karena perannya yang penting sebagai pemasok di kawasan, terutama untuk Kamboja dan Laos. Populasi Viet Nam yang mencapai 100 juta orang pada tahun ini dan pertumbuhan ekonominya yang terus meningkat membuat kebutuhan obat-obatan semakin besar.

Menurut data Bank Dunia, pendapatan per kapita Viet Nam pada tahun 2022 adalah US$4.163. Angka ini menunjukkan kemajuan ekonomi Viet Nam yang perlu diperhatikan Indonesia di masa depan. Industri farmasi dan alkes merupakan salah satu sektor strategis yang dapat dikembangkan secara efisien di kawasan. Viet Nam membutuhkan produk farmasi dan alkes yang berkualitas tinggi karena harapan hidup penduduknya yang tinggi, sekitar 76 tahun.

Industri farmasi di Viet Nam juga sedang berkembang. Dengan 10 perusahaan terbesar (lokal dan asing) yang menguasai 28% pangsa pasar, berbeda dengan Indonesia yang telah menguasai 55% pangsa pasar.

Industri farmasi Viet Nam saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kapasitasnya untuk memenuhi standar Good Manufacturing Practice (GMP) Uni Eropa. Ini merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang bagi peningkatan daya saing produk Indonesia.

 

Related Articles

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Media Sosial

10,000FansLike
13,700FollowersFollow
BERLANGGANAN NEWSLETTER GRATIS
I agree to have my personal information transfered to MailChimp ( more information )
Join over 3.000 visitors who are receiving our newsletter and learn how to optimize your blog for search engines, find free traffic, and monetize your website.
We hate spam. Your email address will not be sold or shared with anyone else.

Pilihan Redaksi

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x