Sejumlah peneliti di Vanderbilt University, Amerika Serikat tengah mengembangkan alat kesehatan berbentuk helm yang terintegrasi dengan teknologi ultrasound (USG) dan electroencephalogram (EEG) yang berfungsi untuk melakukan pencitraan pada otak manusia. Alat ini dikabarkan juga terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Kami ingin mengembangkan sebuah teknologi pencitraan untuk mendukung tujuan memantau fungsi otak dan pikiran secara real-time” ujar Brett Byram, perwakilan dari tim peneliti. Dirinya melanjutkan bahwa, penelitian ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mendeteksi dan menganalisa fungsi otak melalui EEG dan USG.
Integrasi EEG akan memungkinkan dokter untuk melihat perfusi otak dan mengamati bagian otak yang dirangsang oleh emosi, tindakan, atau gerakan tertentu. Byram juga menjelaskan bahwa teknologi ini bisa digunakan untuk pencitraan real-time selama operasi, serta untuk membantu pasien yang memiliki kondisi mobilitas terbatas.
Bryam lebih lanjut mencatat bahwa keuntungan biaya dari kedua USG dan EEG dapat meningkatkan kehadiran perawatan berbasis nilai dalam pengaturan perawatan kesehatan yang berbeda.
Byram saat ini mengembangkan alat tersebut bersama Leon Bellan, seorang profesor teknik mesin dan teknik biomedis, serta Michael Miga, Profesor teknik biomedis, radiologi dan bedah syaraf. Pengembangan proyek ini mendapatkan dana USD 550.000 dari sebuah NGO di Amerika Serikat bernama National Science Foundation Faculty Early Career Development.