Wisata medis (medical tourism) dan wisata kebugaran (wellness tourism) di Indonesia dinilai memiliki potensi yang cukup besar. Tekait l ini, Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dikabarkan segera membuka layanan wisata kesehatan dan kebugaran yang dilengkapi fasilitas hotel dan akomodasi wisata pendukung.
Direktur Utama RSA UGM Darwito berharap RSA UGM bisa menjadi pelopor layanan wisata kesehatan dan kebugaran di Yogyakarta karena sudah didukung dengan tenaga medis yang berkualitas, infrastruktur yang memadai, serta fasilitas medis yang canggih.
Paket yang nantinya ditawarkan salah satunya menyasar pasien yang akan menjalani terapi. Dimana akan menggabungkan layanan medis unggulan RSA dengan layanan fasilitas hotel bintang lima bekerja sama dengan Sheraton Mustika Resort and Spa.
Selama terapi, lanjut Darwito, para pasien bisa memilih untuk tinggal di Hotel Sheraton dengan pendampingan dari RSA tanpa harus kembali ke rumah sakit.
“Karena kalau tinggal di RS terus akan sangat stressfull pastinya. Pasien yang bahagia memiliki tingkat probabilitas yang tinggi untuk sembuh,” ujar Darwito.
Sementara itu, Kepala Instalasi Health Tourism and Wellness RSA UGM dr Lutfhi Hidayat menuturkan kerja sama antara RSA UGM dengan Sheraton Mustika Resort and Spa adalah gagasan inovatif yang dapat dikembangkan di sektor kesehatan dan pariwisata untuk membangun jenis wisata baru di Yogyakarta.
“RSA UGM juga berinisiasi untuk membentuk Health Tourism Board yang bertugas untuk melakukan sertifikasi terkait medical tourism,” ujar Lutfhi.
Program ini, menurut Lutfhi, sejalan dengan agenda nasional yang lebih luas untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi terkemuka dalam bidang kesehatan, warisan budaya, dan pariwisata.