Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya konsolidasi antara Rumah Sakit (RS) milik BUMN. Konsolidasi ini diharapkan bisa menjadi benteng pertahanan Indonesia dalam menghadapi berbagai kemungkinan penyakit yang akan muncul ke depannya.
“Kalau biasanya kita bicara energy security, food security, sekarang kita harus tambahkan health security. Untuk itu saya ingin pastikan konsolidasi RS BUMN dan juga farmasi. Dengan begitu bisa menjadi benteng pertahanan bangsa kita,” jelas Erick Thohir seperti dilansir oleh siturs wartaekonomi.com.
Menurut Erick, RS BUMN yang saat ini berjumlah 65 tersebut harus memiliki nilai ekonomi dan solisal bagi seluruh maayarakat Indonesia. Satu hal yang ditekankan adalah bagimana RS bisa mengurangi impor dan memaksimalkan bahan atau alat di dalam negeri. Dengan begitu, tidak hanya RS yang terus berkembang, melainkan ekonomi kerakyatan juga turut menggeliat.
Selanjutnya, pengelolaan RS BUMN diharapkan lebih fokus dalam bidang kesehatan. Tak seperti pengelola sebelumnya yang masing-masing BUMN sebenarnya memiliki bisnis utama di luar kesehatan. Ketiga, RS BUMN dituntut untuk terus memaksimalkan teknologi baik dalam pengelolaannya hingga ke pelayannya. Dengan ini, diharapkan ke depannya akan lebih efektif dan transparan.
Hal yang tidak kalah penting adalah mengenai inovasi. RS BUMN, dengan berbagai ahli yang dimiliki, diharapkan bisa menciptakan temuan-temuan baru di bidang kesehatan.
“Contohnya, stem cell tulang dan stem cell kecantikan yang sudah dilaporkan dalam Ratas dengan Presiden, kami coba laksanakan karena ini adalah inovasi anak bangsa,” ujar Erick.
Terakhir, dirinya meminta seluruh manajemen bekerja dengan akhlak dan terus profesional. Tidak hanya dokter-dokter senior yang sering menangani langsung pasien, melainkan Menteri BUMN ingin para dokter muda diberi kesempatan dan ruang lebih banyak untuk berkembang.
“Jika sistem yang mudah ini jalan, rumah sakit BUMN bisa lebih baik daripada rumah sakit milik swasta,” tegas Menteri BUMN.
Potensi kekuatan sinergi RS BUMN mempunyai nilai lebih dalam banyak hal, terutama dalam segi supply chain dan penguatan pasar. Tak hanya itu lewat transfer teknologi kedokteran, manajemen rumah sakit, dan sumber daya manusia antarsesama member-nya.