BPJS Kesehatan terus menerus berupaya meningkatkan kualitas layanan kepada peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satunya melalui digitalisasi FKRTL atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu (26/3/2023), Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati mengatakan bahwa berbagai inovasi terus dilakukan untuk menunjang operasional pelayanan peserta yang bermutu di seluruh Indonesia. Inovasi tersebut diantaranya validasi sidik jari (fingerprint) dan SEP Elektronik.
Penerapan teknologi digital untuk validasi sidik jari dan SEP Elektronik ini diyakini mampu meningkatkan kecepatan pelayanan pasien JKN. Baik dari segi administrasi, mencegah terjadinya penyalahgunaan Kartu JKN, dan mengurangi beban operasional rumah sakit. Dampak positif lainnya yaitu baik bagi lingkungan karena terjadi pengurangan penggunaan kertas (paperless).
Digitalisasi FKRTL Dilakukan Bertahap
Proses digitalisasi FKRTL ini dilakukan bertahap. Dimulai dari tahap awal berupa implementasi validasi sidik jari yang diberlakukan untuk empat jenis pelayanan. Keempatnya antara lain hemodialisa, rehabilitasi medik, mata, dan jantung.
BPJS Kesehatan telah membentuk unit khusus untuk meningkatkan kualitas layanan di seluruh level, baik di pusat, wilayah, maupun cabang. Saat ini, dari 2.942 fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sebanyak 672 fasilitas kesehatan telah mengimplementasikan validasi sidik jari untuk seluruh layanan, atau sebesar 22,48%.
Sementara itu, dari total 33.691 poliklinik di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, hanya 11.229 poliklinik yang sudah mengimplementasikan validasi sidik jari. Atau sama dengan 33% poliklinik dari total fasilitas kesehatan.
Sisi Positif Digitalisasi FKRTL
Direktur RSUP Dr. Kariadi Semarang, Farichah Hanum dan Direktur RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar Agustinus Pasalli mendapatkan penghargaan atas dukungan dan komitmen mereka dalam implementasi validasi sidik jari dan SEP Elektronik.
Dengan adanya SEP Elektronik, RSUP Dr. Kariadi Semarang merasakan banyak sisi positif. Diantaranya, validitas pasien JKN dapat lebih dipertanggungjawabkan dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh yang berhak.
Manfaat berikutnya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sarana prasarana dari FKRTL. Juga efisiensi waktu karena proses koding serta pengelompokan INA-CBG tidak harus menunggu SEP manual dikembalikan. Sementara itu dari segi SDM, petugas FKRTL bisa lebih efektif dalam bertugas.
Direktur RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Denpasar Agustinus Pasalli juga menyambut baik implementasi validasi sidik jari dan SEP Elektronik ini. Menurutnya, penggunaan teknologi ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan di FKRTL, sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta JKN.
Pasalli juga menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pihak dalam implementasi ini, baik dari pihak BPJS Kesehatan, FKRTL, maupun peserta JKN sendiri. Dengan kerjasama yang baik antara semua pihak, diharapkan pelayanan kesehatan di Indonesia dapat semakin baik dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Secara keseluruhan, digitalisasi FKRTL melalui implementasi validasi sidik jari dan SEP Elektronik adalah langkah positif yang diambil oleh BPJS Kesehatan untuk meningkatkan mutu dan kemudahan administrasi layanan kepada peserta JKN. Diharapkan langkah ini dapat terus dikembangkan dan diimplementasikan di seluruh FKRTL di Indonesia.